In Memoriam: Savitri Mutia Agustine

2 komentar
Savitri Mutia Agustine

Ditinggalkan seorang sahabat seperti sosok Savitri Mutia Agustine pastilah meninggalkan kesan yang luar biasa di orang-orang terdekatnya. Apalagi ia terkesan meninggal secara mendadak, sehingga banyak yang tak percaya dengan kabar yang tersiar pada Senin, 1 Agustus 2022 tentang wafatnya beliau.

Saya biasa memanggil sosok Savitri Mutia Agustine dengan panggilan Teh Ivieth. Teh dalam Bahasa Sunda berarti kakak. Teh Ivieth selama hidupnya tidak hanya seperti sosok seorang kakak, tapi ia adalah guru, dan juga  sahabat yang selalu hadir dengan kecerian dan kerendahan hatinya.

Perjalanan mengenal sosok Teh Ivieth adalah perjalanan ilmu yang luar biasa. Dari almarhumah saya banyak belajar tentang dunia literasi, pendidikan, dan juga tentang mendedikasikan diri dalam hidup agar berguna bagi sesama.

Pergi Dengan Sejuta Jejak Kebaikan

Pertama kali mendengar kabar meninggalnya Teh Ivieth di grup WA Forum Lingkar Pena atau FLP kota Sukabumi, kemudian juga dari beberapa media sosial lainnya seperti facebook yang juga disiarkan oleh rekan-rekan yang telah mengetahui kabar meninggalnya beliau. Banyak yang tak percaya dengan kabar meninggalnya sosok yang selalu menebar senyum selama hidupnya ini, karena sehari sebelumnya ia masih membuat postingan di laman facebooknya.

Pun ketika saya mengabarkan meninggalnya Teh Ivieth di grup WA Komunitas One Day One Post, banyak juga yang tak menyangka dengan wafatnya beliau. Bahkan beberapa menghubungi secara pribadi, menanyakan siapa yang sebenarnya meninggal, saking merasa kagetnya dengan kabar tersebut.

Teh Ivieth meninggal dunia di Rumah Sakit Al-Mulk Kota Sukabumi pada siang hari sekitar 11.30. Setelah proses pengurusan jenazah, sesuai yang ia wasiatkan pada suaminya, ia ingin dikebumikan di tempat kelahirannya, maka jenazahnya pun dibawa ke pemakaman keluarga di Cimahi, Bandung.

Banyak kenangan yang luar biasa dari semenjak mengenal Teh Ivieth sampai beliau meninggal. Sejuta jejak kebaikannya yang dirasakan orang-orang terdekat beliau mudah-mudahan sedang ia petik saat ini.

Mentor Kelas Menulis Perpustakaan Kabupaten Sukabumi

kelas menulis perpustakaan Sukabumi

Pertama kali mengenal sosok Teh Ivieth ketika mengikuti kelas menulis yang diadakan oleh Perpustakaan Daerah Kabupaten Sukabumi. Kelas ini disingkat KMP, singkatan dari Kelas Menulis Perpustakaan.

Dari KMP inilah saya sendiri mendapat semangat untuk menghidupkan kembali blog yang hiatus setelah sekian lama. Kebetulan media yang digunakan dalam kelas menulis perpustakaan ini adalah blog personal dari setiap anggotanya.

Di kelas yang diadakan selama 3 bulan ini Teh Ivieth berperan sebagai mentor yang ditunjuk oleh pihak Perpustakaan Kabupaten Sukabumi. Sayangnya, waktu kelas ini diadakan, berbarengan dengan awal Covid-19 melanda Indonesia, sehingga kelasnya diadakan secara online full.

Karena kelasnya diadakan secara daring, selama kelas ini jadinya belum pernah bertemu secara langsung dengan Sang Mentor, Teh Ivieth. Tetapi memang luar biasanya beliau, dari sebelum bertemu pun sudah terasa kehangatan sosoknya yang ceria dan rendah hati ketika mengomandoi KMP secara online.

Kelas menulis perpustakaanSetelah sekian lama bergulat dengan pertemuan daring, akhirnya pada 17 Oktober 2021 menjadi penanda pertama kalinya bertemu langsung dengan Teh Ivieth pada acara silaturahmi kelas menulis perpustakaan seluruh angkatan yang bertempat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sukabumi. Teh Iveth memang tak berbeda sama sekali dengan di pertemuan-pertemuan online, ia tetap pribadi yang selalu rendah hati dan membawa keceriaan dalam setiap pertemuan.

Anggota Komunitas One Day One Post (ODOP)

Komunitas ODOP

Setelah lulus di kelas menulis perpustakaan, Teh Ivieth mengajak para lulusannya untuk terus belajar tentang dunia literasi. Ia merekomendasikan untuk masuk komunitas literasi yang mana ia sudah masuk didalamnya, yaitu Komunitas ODOP.

Teh Ivieth sangat antusias berbagi pengalamannya di Komunitas ODOP dengan segala program-programnya, mulai dari tantangan membaca buku, tantangan menulis, dan juga kelas-kelas literasi yang beragam sesuai minat yang kita miliki. Mendengar pemaparannya, mupeng banget untuk bergabung dengan Komunitas ODOP ini.

Ketika open recruitment Komunitas ODOP dibuka, akhirnya mendaftarlah di sana, dan berkat penggojlogan KMP yang dimentori Teh Ivieth sebelumnya, alhamdulillah, proses lebih kurang 2 bulan seleksi selama OPREC di Komunitas ODOP dapat dilalui dengan tidak terlalu berat, ini karena kebiasaan menulis setiap hari yang sudah ditanamkan Teh Ivieth ketika di KMP, dapat diadaptasi sewaktu 77 hari di event OPREC  ODOP.

Di komunitas ODOP, Teh Ivieth juga selalu membawa keceriaan seperti biasanya di grup WA. Ia juga aktif mengikuti beberapa program dan kelas di Komunitas ODOP.

Beberapa kelas dan program yang bareng-bareng diikuti bersama Teh Ivieth seperti:

  • Kelas ODOP Blogger Squad (OBS)
  • Ramadhan Writing Challenge (RWC)
  • Reading Challenge ODOP (RCO)

Mbak Jihan sendiri sebagai ketua Komunitas ODOP tahun 2022 mempunyai kesan sendiri tentang Teh Ivieth, ia menuturkan kalau Teh Ivieth sering berkomunikasi dengan Mbak Jihan saat belajar di kelas OBS tentang blog TBM Ma'murina yang sedang beliau rintis.

Oleh karena itu saya katakan kepergian Teh Ivieth mengajarkan banyak hal pada kita. Jangan biarkan kebaikan berhenti sampai di sini. 
Kita teruskan perjuangan Teh Ivieth yang telah tiada, mari nyalakan lentera yang sudah dirintis Teh Ivieth melalui TBMnya bersama-sama.
~Jihan Mawaddah

Anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Kota Sukabumi

forum lingkar pena

Sebagai sesama orang yang terjun di dunia literasi, pasti akan sering bertemu di circle yang sama. Begitupun saya dan Teh Ivieth.

Bahkan kabar meninggalnya beliau saya terima pertama kalinya di grup WA FLP Kota Sukabumi. Banyak teman-teman juga yang terkejut dengan kabar yang seakan susah dipercaya.

Ketika mendaftar menjadi anggota Forum Lingkar Pena Kota Sukabumi, ternyata Teh Ivieth juga sudah didalamnya. Bahkan ketika event Silaturahmi Wilayah atau Silwil ke-2 FLP Jawa Barat yang diselenggarakan di Sukabumi , acara tersebut menjadi saksi pertemuan terakhir dengan beliau.

Mengelola Taman Bacaan Masyarakat

Teh Ivieth bersama suami, Kang Ade Yunus bisa disebut sebagai couple goal. Mereka berdua punya visi misi yang sama dalam hal mencerdaskan anak bangsa dengan jalan yang mereka bisa lakukan, yaitu dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat atau yang biasa disebut dengan TBM.

Pendirian Taman Bacaan Masyarakat ini Teh Ivieth lakukan pada awalnya karena melihat mirisnya anak-anak kecil yang hanya bisa bermain di ladang jagung yang telah dipanen. Maka ia bersama suami mendirikan TBM yang diberi nama TBM Ma'murina yang bermakna kebermanfaatan untuk semuanya.

TBM Ma'murina

Saat melayat ke rumah duka dan berkomunikasi dengan suami Teh Ivieth, beliau sudah bertekad untuk meneruskan cita-cita Teh Ivieth untuk terus menjaga TBM Ma'murina agar terus bisa memberi manfaat kepada masyarakat sekitar.

TBM Ma'murina yang terletak di Cikujang, Kota Sukabumi ini tak hanya memberikan akses anak-anak untuk berselancar di dunia literasi secara umum saja. Kang Ade juga memberikan pengajaran tentang agama dengan mengajarkan anak-anak di sekitar untuk belajar mengaji mulai dari Iqra, Quran, sampai beberapa kitab kuning.

Ketua TBM terinspiratif

Atas dedikasinya mengelola Taman Bacaan masyarakat, Walikota Sukabumi, Ahmad Fahmi Memberikan piagam penghargaan kepada Teh Ivieth sebagai Ketua TBM Terinspiratif. Piagam penghargaan ini diterima oleh suami Teh Ivieth di Kantor Dinas Walikota Sukabumi.

Selamat Jalan Teh Ivieth

Dari almarhumah Teh Ivieth saya banyak belajar bahwa hidup harus berguna bagi orang lain dengan apapun yang bisa kita lakukan. Inspirasi hidupnya insyaAllah akan dilanjutkan oleh murid-muridnya untuk belajar meninggalkan jejak kebaikan dimanapun kita berpijak.

Setai kita mempunyai potensi yang bisa kita jadikan modal untuk menjadi berguna bagi sesama. Untuk kita yang terjun di dunia literasi, apa-apa yang pernah dilakukan oleh Teh Ivieth sangat bisa kita ambil hikmahnya untuk juga kita lakukan, sehingga dunia literasi tak sebatas hobi tapi bisa memberikan dampak positif bagi sekitar.

Selamat jalan Pahlawan Literasi dari Sukabumi, Teh Savitri Mutia Agustine, terima kasih atas ilmu dan pelajaran hidup yang pernah engkau ajarkan pada kami. Kini saatnya estafet perjuangan hidupmu kami lanjutkan untuk belajar menjadi agen-agen kebaikan di ranah apa pun yang kita mampu sesuai potensi yang dimilki masing-masing. 

Related Posts

2 komentar

  1. Ikut berduka cita mas yonal. Walau aku ga tau siapa beliau, tapi dari tulisan ini, yakin kalo almarhumah orang yg baik, dan ceria. Bisa kliatan juga dari fotonya. Semoga saja teh ivieth dilapangkan kuburnya, dan diampuni segala dosa .

    Membaca ini, jadi sadar kalo kematian itu sangat dekat Yaa. Bisa saja terjadi mendadak. Yg terpenting, sudah siap belum bekal kita sekarang ini 😣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak Fanny. Terima kasih untuk doa terbaik untuk almarhumah.

      Iya betul, jadi remainding untuk kita semua, tak ada yang tahu kapan ajal menjemput kita

      Hapus

Posting Komentar