Pesan Dari Series Siren: Laut Kita Tercemar!

2 komentar
Serial putri duyung siren

Di tengah gempuran drama Korea yang sedang sangat booming, beberapa serial dari barat yang tak kalah serunya juga bisa menjadi alternatif pilihan untuk mengisi dan menikmati waktu senggang. Salah satu serial yang bisa menjadi rekomendasi adalah 'Siren' yang bercerita tentang sosok putri duyung. 

Jangan dulu berpikir serial Siren ini seperti halnya cerita putri duyung klasik yang naik ke darat kemudian bertemu seorang pangeran, dan setelah melewati komplikasi cerita akhirnya mereka hidup bahagia. Tidak, cerita Siren jauh dari imajinasi seperti itu, serial ini benar-benar out of the box, bahkan mempunyai pesan cerita yang kuat tentang alam, khususnya laut kita yang sedang tidak baik-baik saja.

Simbiosis Darat dan Laut

Serial yang mulai tayang pada Maret 2018 untuk  musim pertamanya ini bercerita tentang dua putri duyung, Ryn dan Donna yang sedang mencari makan di dasar lautan, tetapi karena sumber makanan mereka berupa ikan-ikan kecil berkurang di dasar lautan, mereka naik agak ke permukaan di mana lebih banyak terdapat ikan, namun sayang, ketika kakak beradik ini sedang berburu makanan, sang kakak, Donna tertangkap jaring ikan nelayan yang juga sedang melaut menangkap ikan.

Donna yang diperankan Sibongile Mlambo tertangkap jaring bersama ikan-ikan lain, dan ketika jaring dinaikkan ke kapal, Donna sempat melakukan perlawanan kepada para nelayan, sampai ada yang berhasil dilukai dengan ketajaman siripnya. Para nelayan yang kaget ketika ada rekannya yang terluka segera menyelamatkannya dan meminta pertolongan kepada polisi kelautan, sedangkan Donna menggunakan kelengahan para nelayan untuk bersembunyi di sela-sela tumpukan barang di kapal.

Tak lama waktu berselang bantuan datang ke kapal nelayan tersebut, namun yang membuat para nelayan kaget adalah ketika yang datang adalah pihak militer. Mereka membawa nelayan yang terluka dan juga mencari makhluk yang melukainya, akhirnya Donna dapat tertangkap, dan juga dibawa bersama nelayan yang terluka.

Ryn yang dengan apik diperankan oleh Eline Powell kaget melihat kakaknya Donna tertangkap jaring nelayan akhirnya nekat untuk naik ke permukaan laut, di bibir pantai ia berubah, setengah badannya ke bawah yang berupa sirip menjadi kaki seperti halnya manusia. Ia berjalan tertatih bahkan sempoyongan, beradaptasi dengan organ bawah tubuhnya yang baru ia punyai. Di tengah perjalanannya ia bertemu dengan Ben Pownall (Alex Roe), seorang ahli Biologi Kelautan yang hampir menabraknya ketika ia terkaget ada sosok yang tiba-tiba berjalan seperti tak tentu arah di depan mobilnya yang sedang melaju. Ben menolongnya dengan memberikan tumpangan, walaupun ia agak kebingungan dengan sosok perempuan yang ditemuinya karena ia tak mengeluarkan sepatah kata pun, serta wajahnya yang sangat asing.

Setelah proses pengenalan yang memakan waktu yang alot, akhirnya Ben dapat memahami maksud dan tujuan Ryn naik ke darat, dibantu temannya Maddie Bishop (Fola Evans-Akingbola), Ben membantu Ryn untuk menemukan sosok kakaknya Donna. Ben sangat tertarik dengan sosok Ryn, ia ingin mempelajarinya sebagai seorang Ahli Biologi Kelautan, demikian pun dengan Ryn, ia sangat tertarik dengan dunia manusia, ia banyak belajar tentang dunia darat dari Ben dan Maddie.

Pesan Yang Kuat

qoute

Laut kita secara global sedang tidak baik-baik saja, itulah mungkin salah satu pesan yang bisa kita tarik ketika menonton serial Siren setiap episodenya. Dengan bumbu drama fantasi dan misteri, serial yang di produksi oleh Freeform Original Productions ini tetap sarat dengan pelajaran yang dapat kita ambil. Beberapa pengetahuan tentang dunia laut yang tercemar yang dapat kita pelajari dari serial ini adalah

Pencemaran Laut Oleh Sampah

Ulah-ulah oknum masyarakat yang tak bertanggung jawab yang biasa membuang sampah ke sungai tanpa rasa bersalah, mereka tak menyadari bahwa semua aliran sungai akan berakhir ke laut dengan apa material yang di bawanya. Sampah organik dan non organik ketika sampai ke lautan semuanya tetap akan menjadi masalah, keduanya mencemari lautan yang artinya akan mengganggu kehidupan di dalamnya, ikan dan segala jenis makhluk hidup laut lainnya. 

Di musim ketiga serial yang dibuat dan diproduseri oleh Eric Wald ini bahkan diceritakan ada sosok ikan duyung yang bertugas untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di seluruh lautan, ia menjadi hibrida (setengah manusia, setengah ikan) untuk mempelajari teknologi manusia yang dapat membantu menciptakan alat pembersih sampah di lautan.

Cerita rekaan seperti di atas tak jauh dari cerita nyata sebenarnya, lautan yang telah tercemar sampah membawa seorang ilmuan muda Belanda yang masih berumur 23 tahun, Boyan Slat yang menemukan alat yang ia sebut The Ocean Cleanup Project. 

Bahaya Mikroplastik di Lautan

Dominasi plastik yang menjadi sampah di lautan faktanya telah banyak menelan korban makhluk-makhluk lautan. Kita tahu bahwa plastik adalah barang yang sulit diuraikan oleh alam, butuh puluhan bahkan ratusan tahun untuk menguraikannya. Yang terjadi adalah sampah plastik yang mencemari lautan di dunia setelah sekian lama hanya menjadi hancur menjadi partikel-partikel kecil yang di sebut mikroplastik.  

Dengan bentuknya yang sudah sangat menjadi kecil, maka mikroplastik banyak tertelan oleh makhluk-makhluk laut, dan jelas ini sangat berbahaya. Pada akhirnya, bahaya mikroplastik juga akan dirasakan oleh manusia, kita sebagai konsumen ikan-ikan laut juga akan terkena dampaknya, manakala ikan yang dijadikan lauk pauk di meja makan kita yang sejatinya mengandung protein, menjadi akan sangat berbahaya jika sudah mengandung mikroplastik di dalamnya.

Mikroplatik yang termakan oleh manusia jelas berbahaya, zat bisphenol yang ada di dalamnya dapat mempengaruhi kerja hormon yang ada dalam tubuh juga terhadap imun. Zat lain yang tak kalah berbahaya dalam mikroplastik adalah ptalat yang dapat menurunkan kadar hormon testosteron pada janin, yang akan menurunkan kesuburan di kemudian hari.

Di musim ketiga serial yang di berlatar Bristol Cove ini juga diceritakan bahaya mikroplastik yang sudah sampai ke lautan beku yang ada di antartika. Mikroplastik telah mengganggu kehidupan ekosistem di sana, termasuk koloni mermaid. 

Sampah Kimia Yang Juga di Buang ke Laut

Di session kedua diceritakan tentang koloni putri duyung yang sulit mempinyai keturunan, mereka tidak tahu kenapa. Ryn yang sudah bersahabat dengan manusia, Ben dan Maddie akhirnya mendapat informasi bahwa sulitnya mereka untuk beranak karena kandungan air laut yang telah tercemar oleh sampah dari zat kimia yang berbahaya yang menyebabkan mereka unfertil.

Faktanya laut kita memang telah banyak tercemar oleh bahan-bahan kimia, pestisida berbahaya, sisa obat-obatan, dan juga polutan yang berasal dari jenis organik persisten. Jelas dengan banyaknya zat berbahaya ini akan sangat membahayakan species-species yang ada dalam lautan.


Penutup

Idealnya mempunyai jenis tontonan hiburan yang mengandung edukasi akan menguatkan kepekaan kita terhadap keadaan sekitar. Serial Siren jelas bisa menjadi alternatif untuk kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah betapa laut kita sedang tidak baik-baik saja. Hal yang juga krusial adalah aksi yang dapat kita lakukan setelah menonton serial ini, yaitu untuk belajar bijak dalam mengelola sampah domestik yang ada di sekitar kita, terutama dalam mengelola sampah plastik.

Hal yang juga dapat kita lakukan dalam masalah pengelolaan sampah adalah dengan menerapkan 3M: mengurangi sampah, menggunakan kembali barang yang masih layak, dan mendaur ulang sampah.

Last but least, jika akan menonton dengan keluarga, yakinkan anak-anak remaja didampingi untuk mendapatkan bimbingan. Then, film ini tidak untuk anak-anak. So, we've to be wise.


Related Posts

2 komentar

  1. Pas baca pembukanya aku pikir film kartun anak-anak semacam finding nemo pak :D

    BalasHapus
  2. Bukan ternyata ya kak Zakia. Siren adalah series made in Hollywood

    BalasHapus

Posting Komentar