Hiperemesis Gravidarum: Kehamilan Yang Mahal

8 komentar
Hiperemesis gravidarium

Memiliki anak lebih dari dua saat ini dianggap luar biasa, anti mainstream dengan kebijakan keluarga berencana yang digaungkan pemerintah. Namun memang, setiap keluarga pada dasarnya mempunyai komitmen masing-masing. Ada yang sepakat dengan anjuran pemerintah, ada pula yang tetap berpegang pada pendapat bahwa setiap anak adalah rezeki, sehingga ditafsirkan banyak anak berarti banyak rezeki.

Kehamilan Yang Mahal ke Empat

Komitmen kehamilan tak akan lepas dari sang makhluk mulia yang diamanahi rahim oleh Allah, istri. Salah satu kemuliaan yang tak akan bisa ditandingi oleh lelaki mana pun. Merencanakan kehamilan bukanlah keputusan sebelah pihak, ada diskusi hangat di sela-sela pilow talk pengantar tidur bersamanya. 

Sebuah keluarga terkadang mempunyai angan-angan untuk memiliki anak dengan jumlah sekian, itu yang biasanya menjadi topik obrolan suami istri. Tapi sangat jarang memang yang merencanakan tentang jenis kelamin yang diharapkan. Kelahiran seorang bayi, laki-laki ataupun seorang perempuan pada dasarnya adalah sebuah anugerah. 

Namun kadang beberapa rencana kehamilan tidak serta merta sesuai dengan kenyataan, ada pasangan yang langsung dianugerahi kehamilan setelah menikah, ada pula yang harus menunggu beberapa waktu. Allah maha tahu yang terbaik untuk setiap keluarga, namun kadang rasa manusia kita tidak atau belum bisa menembus setiap misteri-Nya, hanya kesabaran yang bisa kita andalkan dalam menghadapi salah satu ujian dalam mengarungi kapal di lautan yang disebut berkeluarga itu. 

Perjalanan Panjang

Sang istri, ketika setelah menikah adalah sosok yang harus pula bersabar dalam menunggu buah hati di kandungannya. Berbulan-bulan penantian, membuat beberapa tetangga -bahkan yang masih bertali saudara- mulai menggunjing, bahkan menjurus fitnah. Mulailah tudingan-tudingan seperti digosipkan mengidap miom, kanker bahkan yang terganas adalah mandul mendarat di pendengaran kita. Tak terhitung bulir air matanya tertumpah untuk berita murahan itu. Namun ternyata di sanalah salah satu rahasianya, doa orang yang terdzolimi yang dimakbul Allah. 

Setelah hampir satu tahun penantian, Akhirnya Allah menitipkan satu bayi laki-laki. Kehamilan yang membawa sukacita, karena menjadi tamparan untuk orang-orang yang sembarangan berucap mendahului takdir Allah. Beberapa terdiam tak lagi menggunjing, beberapa masih dengan entengnya menjulid dengan kata-kata “yakin itu hamil?”. 

Hiperemesis Gravidarum

Perkataan miring sebagian kecil tetangga tak lagi kami hiraukan, karena telah tertutupi dengan beribu kebahagiaan yang Allah amanahkan. Namun kebahagiaan itu harus dilalui dengan penuh perjuangan, istri mengalami hamil dengan gejala mual muntah yang luar biasa, sampai tidak ada asupan makanan yang bisa dikonsumsi. Jangankan makanan berat, seteguk air pun ketika masuk ke lambungnya akan kembali dimuntahkan.

perjuangan kehamilan yang luar biasa sehingga disebut kehamilan yang mahal
Pada awalnya kami mengira itu adalah gejala normal yang dialami setiap ibu hamil, namun ketika diperiksakan, istri mengidap apa yang disebut Hiperemesis Gravidarum, dokter menyingkatnya dengan HEG. Kasus ini menurut data termasuk langka, kurang dari 150 ribu kasus per tahunnya di Indonesia. 

HEG terjadi rata-rata di trimester pertama, dan membaik di dua trimester berikutnya. Ya, tiga bulan pertama yang luar biasa, dan terjadi di setiap kehamilannya, pun saat ini di kehamilan keempatnya. Maka rumah sakit menjadi begitu familier di setiap kehamilan, bahkan beberapa hal lucu terjadi, beberapa perawat mengenali kami sebagai pasangan langganan di setiap kehamilan dengan kasus yang sama, “Ibu pernah di rawat di sini ya? Dulu sama juga ya diagnosanya?”. 

Bahkan pernah suatu kali perawat bertanya, “Ibu yang minggu kemarin dirawat ya?”. Ya, memang luar biasa. Dalam masa Hiperemesis ini kadang ketika sudah bisa kembali pulang ke rumah, dan kambuh kembali, rumah sakit akhirnya menjadi pelarian kami kembali. 

Tiga Kali Opname

Di kehamilan ke empat, istri sudah di rawat tiga kali di tiga bulan kehamilannya. Saking seringnya bolak-balik rumah sakit di setiap kehamilan, Bidan Desa yang juga menangani sang istri pernah berujar bahwa ini adalah kasus hamil mahal. Kami tersenyum mendengar seloroh ibu bidan yang sudah akrab tersebut, memang iya, butuh dana tidak sedikit jika ini di nominalkan, bersyukur kami mempunyai asuransi, sehingga tinggal membayar tagihan bulanannya saja. 

Hamil Mahal

Apa pun kasus yang dihadapi ibu hamil, mengandung memang mahal dalam artian apa pun. It's priceless. Terlebih karena itu memang kodrat, yang sekali lagi tidak akan bisa ditandingi oleh laki-laki. Maka memang pantaslah nabi menyebut nama ibu tiga kali ketika ditanya siapa sosok yang harus dihormati dalam hidup ini. 

Perjuangan heroik sang ibu belum selesai, setelah lebih kurang sembilan bulan mengandung, melahirkan dan menyusui adalah dua kata yang membuatnya bertambah mulia dengan predikat menjadi seorang ibu. Lagi-lagi, laki-laki tak sebanding, hanya bisa menjadi partner setia dan suami siaga, mendampingi masa-masa perjuangan ekstranya. 

Pelajaran ini tak hanya berharga untuk seorang suami, tapi juga untuk setiap anak, agar tersadarkan betapa kehadiran kita di dunia ini atas perjuangan hebat dari setiap ibu yang luar biasa. Yang menerima amanah Allah dengan legawa untuk mengandung, melahirkan, menyusui dan mengurus anak-anaknya agar tumbuh kembang dan terpenuhi setiap hak hidupnya. 

Terima kasih untuk setiap ibu yang luar biasa. 
Terima kasih untuk istri calon penghuni surga. 
Kehamilanmu pantas disebut kehamilan yang mahal

Related Posts

8 komentar

  1. Barakallah...semoga terus menjadi anak-anak yang sholeh sholeha

    BalasHapus
  2. Tulisan yang selalu mencerahkan... Pak. Saya belajar banyak dari bapak

    BalasHapus
    Balasan
    1. hatur nuhun kang, saya juga banyak belajar dari blog kang ibrahim.. :)

      Hapus
  3. Masya Allah. sama seperti saya menunggu 1 tahun sebelum akhirnya di karuniai buah hati. Betul sekali. Sudah kenyang dengar omongan2 orang yang sembarangan berucap bahkan sempat jadi bahan olok - olok. Semoga kelak menjadi anak2 ya baik ya dan bahagia selalu ya.

    sekali main ke blog nya nagih terus baca tulisan lainnya.

    BalasHapus

Posting Komentar