Pencegahan Pernikahan Dini Pada Pelajar

8 komentar
sosialisasi pernikahan dini

Dalam rangka mensosialisasikan pencegahan pernikahan dini, Mahasiswa dari Institut Madani Nusantara Sukabumi yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata atau KKN di Desa Citamiang, Kadudampit, Kabupaten Sukabumi mengadakan seminar tentang pencegahan pernikahan dini di Madrasah Aliyah Raudlotul Ulum Citamiang, Kadudampit. Seminar ini menargetkan para siswa dan siswi, khususnya para siswa kelas akhir.

Institut Madani Nusantara atau yang dikenal dengan IMN sendiri adalah perguruan tinggi yang berada di Kota Sukabumi, yang dulunya bernama STAI Sukabumi. Seiring dengan bertambahnya prodi yang tersedia di STAI Sukabumi, maka lembaga perguruan tinggi tersebut bermetamorfosa menjadi sebuah institut.

Sosialisasi pencegahan pernikahan dini ini diadakan pada Selasa, 16 Agustus 2022 yang bertempat di gedung MA Raudlotul Ulum. Hadir sebagai narasumber, Bapak Kusnadi, penyuluh agama dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.

Para siswa kelas 12 sangat antusias mengikuti sosialisasi pencegahan pernikahan dini, apalagi mereka sebentar lagi akan lepas dari dunia sekolah menuju jenjang kehidupan selanjutnya. Tentunya informasi tentang pernikahan menjadi penting bagi mereka.

Bahkan salah satu siswi bernama Shelomita Lenasari sangat gamblang ketika diberi challenge oleh kakak-kakak mahasiswanya untuk meresume apa yang sudah dipaparkan oleh narasumber. Pemaparan Shelo dalam merangkum penyampaian materi mengindikasikan anak-anak bisa menyerap informasi sosialisasi pencegahan pernikahan dini ini dengan baik.

Kasus Pernikahan Dini

pernikahan dini

Pernah suatu kali ada seorang siswi di kelas akhir yang tiba-tiba terdengar kabar akan menikah. Ternyata kabar tersebut benar adanya. Orang tua sang anak tak bisa menolak lamaran kekasih hati anaknya yang datang jauh dari pulau seberang karena terenyuh dengan perjuangannya yang datang jauh-jauh ke sebuah kampung di Sukabumi.

Usut punya usut, si anak mengenal lelaki ini dari media sosial. Hubungan berlanjut sampai akhirnya si Bujang datang ke rumahnya langsung melamar dan meminta menikahi sang gadis.

Yang sangat disayangkan dari kasus tersebut adalah posisi si anak perempuan yang sedang menempuh pendidikan di kelas akhir. Ia lebih memilih untuk menerima permintaan pacarnya untuk menikah segera dari pada menyelesaikan pendidikannya yang tinggal beberapa bulan lagi.

Kasus pernikahan dini seperti ini memang sudah tak banyak terjadi, seiring dengan banyaknya remaja yang sudah sadar tentang pentingnya pendidikan bagi usia mereka. Namun satu atau dua kasus juga patut dijadikan bahan perhatian oleh kita agar kasus-kasus seperti itu tidak terjadi lagi.

Berkaca dari contoh kasus seperti di atas, maka sangat pentinglah informasi tentang pernikahan dini di kalangan pelajar setingkat SMA ini, agar mereka paham betapa berisikonya menikah di usia yang belum matang dan betapa besarnya hal yang harus dihadapi dalam dinamika membangun keluarga. Oleh karena itu, pihak MA Raudlotul Ulum sangat menyambut kerja sama yang baik dengan para mahasiswa KKN dari Institut Madani Nusantara ini untuk mengadakan sosialisasi pencegahan pernikahan dini.

Penyebab Pernikahan Dini

penyebab pernikahan dini

Banyak faktor yang menyebabkan remaja mengambil jalan pintas untuk menikah di usia yang belum matang. Tidak hanya dari dorongan diri sendiri, banyak juga faktor luar dan lingkungan yang mempengaruhi sehingga terjadi kasus pernikahan dini.

Kurangnya Informasi Tentang Risiko Menikah di Usia Dini

Sosialisasi pencegahan pernikahan dini yang dilakukan oleh mahasiswa yang sedang KKN ini adalah salah bentuk edukasi kepada para remaja tentang besarnya risiko yang diambil ketika melakukan pernikahan dini. Berdasarkan informasi dari rekan-rekan mahasiswa IMN, sosialisasi ini diadakan atas rekomendasi kepala Desa Citamiang yang menilai betapa kurangnya informasi bagi para remaja tentang risiko pernikahan dini.

Faktor Ekonomi

Ada juga kasus menikah di usia remaja karena dorongan ekonomi. Pada beberapa kasus, biasanya orang tua dari kalangan bawah akan menyarankan anak gadisnya untuk menikah agar dapat membantu perekonomian keluarga.

Beberapa ada yang terbantu perekonomiannya dari menikahkan anaknya yang belum dewasa, tapi banyak juga yang akhirnya malah menjadi momok bagi keluarga karena sang anak gadis ternyata belum siap mengarungi bahtera keluarga dan dikembalikan lagi kepada orang tuanya.

Faktor Media Sosial dan Televisi

Remaja saat ini yang tak lepas dari media sosial menjadi dewasa sebelum waktunya. Mereka dapat berkenalan secara acak dari media sosial yang mereka miliki yang beberapa di antaranya berlanjut ke hubungan pacaran.

Generasi bucin di media sosial dibuat mabuk kepayang dengan segala bentuk komunikasi lawan jenis di dunia maya, tanpa mereka menyadari betapa realitas hidup kadang jauh berbeda. Dengan mengatasnamakan cinta, banyak akhirnya yang terjerembab kepada cinta monyet yang berlanjut ke pernikahan dini.

Tontonan televisi yang semakin hari semakin parah pun membawa efek yang buruk pada perkembangan para remaja. Tontonan yang yang tak pantas menjadikan anak-anak saat ini dewasa sebelum waktunya, sehingga mereka merasa sudah cukup umur untuk tahu masalah percintaan ala-ala orang dewasa

Faktor Lingkungan

Lingkungan yang tak representatif akan membawa dampak pada perkembangan remaja. ketika banyak di lingkungan di sekitarnya yang melakukan pernikahan dini dan bahkan menganggap itu sebagai hal yang lumrah, maka melakukan pernikahan di usia remaja dianggap biasa-biasa saja.

Lingkungan seperti ini tentu saja tak baik untuk tumbuh kembang seorang anak di usianya yang menginjak remaja. Akan banyak pergulatan batin ketika ia mempertahankan untuk tidak menikah di usia dini, sedang kawan-kawan seusianya sudah menikah.

Hamil di Luar Nikah

Hal yang juga memaksa remaja melakukan pernikahan dini adalah karena hamil di luar nikah. Remaja yang sedang tumbuh di masa puber, di mana hormon mereka juga sedang berkembang akan membawa dampak negatif jika tidak diberi pengetahuan yang benar tentang hal-hal yang berkaitan di masa puber, termasuk sex hormonal mereka yang juga sedang berkembang.

Pendidikan sex pada usia remaja sangat lah penting. Jangan sampai mereka melakukan hal-hal seperti sex bebas karena ketidaktahuan mereka akan dampak yang akan mereka pikul setelahnya.

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Dalam pemaparannya, narasumber sosialisasi pencegahan pernikahan dini dari KUA Kadudampit menyebutkan banyaknya dampak negatif yang akan ditimbulkan dalam pernikahan dini. Tentunya dampak-dampak buruk ini berpengaruh tidak hanya bagi kedua pasangan, tetapi juga untuk anak-anak yang dilahirkan kelak.

Beberapa akibat negatif dari pernikahan dini seperti:

Stress Untuk Kedua Pasangan

Usia yang belum paham tentang bagaimana mengarungi keluarga akan tersadarkan setelah beberapa waktu mengucap ijab kabul. Keindahan pernikahan akan perlahan berganti dengan realitas tentang banyaknya tanggung jawab yang harus dipikul oleh kedua pasangan ketika harus menjadi suami istri.\

Seorang suami yang ternyata harus mencari nafkah sebagai bentuk tanggung jawab sebagai kepala keluarga akan menjadi beban berat bagi seorang remaja yang notabene masih di usia having fun. Kenyataan berat seperti ini tentunya akan membawa dampak pada jiwa dan raga bagi kedua pasangan.

Bayi Lahir Prematur, Bahkan Risiko Kematian Pada Bayi

Selain dampak fisik maupun mental untuk pasangan remaja yang menikah dini, akibat buruk juga dapat terjadi pada bayi yang akan dilahirkannya kelak. Salah satu risiko janin yang dikandung oleh calon ibu muda adalah tingginya risiko kematian pada bayi.

Usia remaja yang belum terlalu paham pada masalah kehamilan, bagaimana menghadapi morning sick, atau bahkan mungkin menghadapi Hiperemesis Gravidarum yang melelahkan akan membuat si ibu hamil tak bisa mengontrol manajemen diri.

Ibu hamil yang stress akan berakibat fatal bagi janin yang dikandungnya. Jika tak ditangani dengan seksama sampai menjelang kelahiran, maka di sinilah risiko kematian bayi bisa terjadi.

Ketika dapat dilahirkan dengan selamat pun risiko pengasuhan masih menjadi PR besar bagi pasangan muda. Ilmu parenting sangatlah complicated, bagaimana mengurus, mengasuh dan menjaga kesehatan anak bukanlah hal sepele. Salah dalam menjalankannya dapat berakibat fatal untuk tumbuh kembang sang anak.

Saat Melahirkan, Risiko Ibu Meninggal Juga Tinggi

Ketika usia remaja harus mengandung janin di rahimnya, maka banyak tekanan yang akan terjadi pada kejiwaannya. Mental dan fisiknya belum siap untuk menerima kehadiran sosok bayi pada dirinya.

Usia ibu hamil di bawah 18 tahun, secara kesehatan dianggap belum siap fisiknya untuk mengandung. Risiko dari belum cukup umur saat mengandung ini adalah kematian saat persalinan.

Kesimpulan Pernikahan Dini

Menikah adalah salah satu bentuk ibadah, bahkan dalam hadis Nabi disebutkan, pernikahan sebagai perjalanan penyempurna ibadah.

Barang siapa menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh ibadahnya (agamanya). Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT dalam memelihara yang sebagian sisanya.

(HR. Thabrani dan Hakim)

Untuk itu, menikah tidak boleh dianggap hal yang enteng, asal-asalan. Ia adalah suatu ikatan yang sakral.

Maka dari itu, persiapan menuju proses menikah harus sematang mungkin dalam segala hal, termasuk dalam hal mental. Salah satu yang dirumuskan negara untuk mempersiapkan mental yang cukup ke jenjang pernikahan adalah usianya yang juga harus sudah dianggap cukup.

Pernikahan dini dilihat dari usia tentunya belum cukup siap untuk mengarungi apa yang disebut berkeluarga. Para remaja sejatinya dapat memahami besarnya risiko yang akan terjadi dengan banyaknya hal-hal yang belum siap dari setiap pasangan muda ketika mengambil langkah menikah di usia dini.

KKNTerima kasih teman-teman, para mahasiswa IMN yang sedang melaksanakan program KKN di Desa Citamiang. Semoga setiap program kerja, termasuk sosialisasi pencegahan pernikahan dini di MA Raudlotul Ulum dapat memberikan dampak yang positif, khususnya bagi para siswa yang notabene para remaja yang sangat rentan dengan godaan-godaan, pun godaan pernikahan dini.

Related Posts

8 komentar

  1. Keren program KKNnya nih Mas Yonal. Terlebih karena mengangkat issue atau masalah pelik yang masih banyak menimpa anak anak remaja di beberapa daerah ya mas, yaitu maraknya pernikahan dini tersebab keterpaksaan...di kampung halaman mbul dulu juga masih banyak mas, bahkan baru lulus SD pun udah merried...ada yang dijodohkan orang tua, ada yang karena by accident alias hamil duluan karena pergaulan bebas...naudzubillah, semoga generasi muda bisa banyak belajar dan orang tua juga ga lengah dalam bisa mendampingi pergaulan anak sekarang yang sedikit banyak ada ngaruh karena lingkungan sosialnya. Makasih atas sharingnya ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mbul. Semoga bermanfaat, ya.
      Betul banget sih, beruntung anak-anak dapat informasi tentang pernikahan dini ini, semoga mereka dapat paham dan tidak melakukan hal-hal yang bisa membuat mereka menyesal di masa depan

      Hapus
  2. Alhamdulillah, dapat ilmu baru. Memang pernikahan dini itu banyak sekali risikonya. Baik untuk pasangan dan anak yang akan dilahirkan.

    Perlu adanya kegiatan-kegiatan seperti ini agar banyak yang tersadarkan tentang dampak pernikahan dini.

    Terima Kasih Bang.

    BalasHapus
  3. Setuju, dg tulisan ini..
    Izin sedikit menambahkan, apalagi jk menjadi orang tua saat belum siap atau belum pernah belajar ilmu parenting, maka potensi untuk salah dalam mengasuh anak akan lebih besar.. ada bnyk kasus di media, dimana orang tua melakukan KDRT terhadap anaknya sbg pelampiasan karena stres dg suami / istrinya.. dan bnyk contoh lainnya.. nice post!

    BalasHapus
  4. Menikah bukanlah perkara main-main. Terkadang anak-anak yang masih di bawah menganggap remeh ini, dan mengatakan mereka bisa hidup bersama. Ironi, di mana kebanyakan orang yang sudah berumur, mapan secara ekonomi, sehat fisik dan jasmani, masih sibuk menambah ilmu sebelum menikah, malah anak-anak ini sudah kepedean menganggap bisa.

    Jika pun ingin menikah, harus persiapkan mental, ekonomi dan lain-lain. Terpenting untuk tanamkan perasaan bahwa menikah bukan sekedar jadi suami dan istri, tapi juga menjadi orang tua yang bertanggung jawab,

    BalasHapus
  5. Iya nih, pernikahan dini emang mesti dijadiin topik khusus di masyarakat agar anak" tidak jd korban pernikahan dini

    BalasHapus
  6. MasyaAllah, bermanfaat banget ini KKN nya. Pernikahan dini memang masih jadi isu dan juga salah satu penyebab perceraian di Indonesia

    BalasHapus

Posting Komentar