Kelas Menulis Perpustakaan dan Awal Perjalanan Menulis di Blog

22 komentar
kabupaten sukabumi

Jika ada yang bertanya, sejak kapan saya (kembali) aktif menulis?. Salah satu alasannya adalah ketika menemukan circle yang nyaman dan saling menyemangati untuk keep writing, dan awal perjalanan itu adalah ketika bertemu dengan keluarga besar Kelas Menulis Perpustakaan (KMP) Kabupaten Sukabumi yang diadakan oleh perpustakaan daerah (perpusda) Kabupaten Sukabumi. Saya sendiri bergabung dengan Kelas Menulis Perpustakaan (KMP) Batch 3 pada tahun  2020.

Awalnya, kami para pengajar yang tergabung dalam kelompok guru penulis yang berada di bawah naungan kementerian Agama Kabupaten Sukabumi direkomendasikan untuk mengikuti kelas menulis yang diadakan oleh Perpustakaan Daerah. Jadilah bersama beberapa teman-teman pengajar, kita ikut kelas tersebut. Karena kondisi waktu itu Corona sedang ramai-ramainya, jadi kelas menulis batch 3 ini diadakan secara on line.

Walaupun kelas menulis ini diadakan secara on line, namun suasana kelas dan ilmu yang diberikan sangat ndaging, salah satu rahasianya adalah sang narasumber acara ini sangat luar biasa pembawaannya, beliau sangat bisa membawa kelas menjadi hidup. Yang paling luar biasa adalah, walaupun ilmu yang disampaikan sangat luar biasa, tetapi pembawaannya yang humble membuat kita sebagai peserta merasa enjoy berada di kelas ini, beliau adalah Ibu Savitri Mutia atau kita biasa memanggilnya Teh Ivieth. Teh adalah singkatan dari Teteh, Bahasa Sunda yang berarti kakak.

Akhir Pekan Bersama Keluarga Kelas Menulis Perpustakaan 

Silaturahmi KMP Kab Sukabumi

Ahad, 17 Oktober 2021 bertempat di ruang audio visual Perpustakaan Daerah Kabupaten Sukabumi, akhirnya para peserta kelas menulis perpustakaan dapat bertemu secara langsung setelah sekian lama hanya bersua secara virtual saja. Yang istimewa adalah, pertemuan ini tidak hanya satu angkatan saja, tetapi mulai dari peserta kelas menulis angkatan 1 sampai 4.

Senang rasanya bisa bertemu langsung dengan sang guru, mentor selama mengikuti KMP ini, Teh Ivieth dan juga teman-teman, baik teman-teman seangkatan di batch 3 maupun dengan senior dari batch 1 & 2 dan juga junior dari batch 4. Dari pihak perpustakaan daerah sendiri, hadir Kepala Bidang Pemberdayaan Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Bapak Iman Surahman, dan juga tiga pustakawan Mas Damar, Teh Nani Nafisah dan Teh Eka Widiyawati.

Ngomong-ngomong tentang mentor di KMP, Teh Ivieth. Kita kenalan lebih dalam yuk tentang sosok beliau yang terkenal humble dan ceria ini.

Mentor Kelas Menulis Perpustakaan: Savitri Mutia

Nama aslinya Savitri Mutia, lebih dikenal dengan nama Teh Ivieth. Beliau adalah sosok yang sangat suka dengan dunia literasi, mungkin salah satu alasannya adalah pengalaman beliau yang sudah dikenalkan dengan dunia perbukuan semenjak kecil di kota kelahirannya, Bandung.

Tak hanya suka membaca, ia juga sudah mulai menyukai dunia menulis semenjak sekolah dasar. Kemudian ia mulai menulis serius pada tahun 2017, berkolaborasi dengan tiga teman SMP-nya. Buku yang berjudul Janji Tita - Pendidikan Karakter Dalam Cerita yang ia tulis tersebut laku sampai 600 eksemplar dalam waktu satu bulan. Luar biasa!.

Saat ini beliau menjadi seorang pengajar Bahasa Inggris di sebuah SMP negeri di kota Sukabumi. Di kediamannya, ia juga mendirikan Taman Bacaan Masyarakat, yang diberi nama TBM Ma'murina. Dibantu oleh beberapa relawan, taman bacaan yang ia dirikan selalu ramai oleh anak-anak setiap harinya.

Acara Silaturahmi KMP

Acara yang dimulai pada pukul 10.00 WIB ini berjalan dengan santai, diisi dengan perkenalan dan  bincang-bincang antar peserta dari setiap angkatan. Acara yang dipandu oleh Teh Ivieth dan Teh Nani ini juga diadakan untuk saling berbagi cerita tentang dunia kepenulisan versi dari setiap peserta, tujuannya agar setiap peserta mendapatkan pencerahan dan semangat dari pengalaman peserta yang lainnya.

Dalam sambutannya, Pak Kabid menyampaikan rasa bahagianya bisa bersilaturahmi dengan para peserta kelas menulis perpustakaan dari semua angkatan. Beliau juga menyampaikan apresiasinya kepada pustakawan, Ibu Nani Nafisah yang menginisiasi adanya program kelas menulis, di mana kelas menulis perpustakaan ini menjadi nominasi program inovasi perpustakaan tingkat Jawa Barat.

Hal lain dari acara silaturahmi ini juga adalah tindak lanjut setelah kelas menulis perpustakaan. Teh Ivieth menyampaikan bahwa setelah selesainya KMP batch 4, para peserta dikumpulkan bukan hanya 'kopi darat' semata. Lebih dari itu, acara ini diadakan untuk saling menyemangati agar proses menulis itu terus berkesinambungan, tidak berhenti setelah acara ini lulus. Untuk itu, beliau menyampaikan informasi bahwa akan meleburkan semua peserta dari seluruh angkatan dalam sebuah komunitas literasi, tujuannya agar proses menulis dari seluruh alumni tetap terjaga.

Silaturahmi KMP

Di akhir acara, Teh Ivieth menyerahkan cendera mata beberapa buku untuk perpustakaan yang di terima oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Iman Surahman. Teh Ivieth juga memberikan hadiah kenang-kenangan kepada beberapa peserta kelas menulis perpustakaan dari Batch 4. Pihak perpustakaan juga membagikan kaos untuk kenang-kenangan kepada seluruh peserta yang hadir di acara tersebut.

KMP dan Hidupnya Kembali Blogku

Dengan mengikuti Kelas Menulis Perpustakaan, blog yang saya buat sekitar tahun 2008 hidup kembali, karena di KMP ini, media menulis yang digunakan adalah blog. Waktu itu alamat blog saya adalah www.regen22.blogspot.com, dibuat ketika sedang merantau di Ibu Kota. Blog menjadi pelarian curhat di tengah hiruk pikuknya Jakarta yang terasa sangat sunyi bagi saya. 

Ketika kembali ke tanah kelahiran, blog pun ditinggalkan. Sepuluh tahun lebih blog menjadi sarang laba-laba, tak pernah ditengok sama sekali. Ketika mengikuti KMP dan disyaratkan harus menggunakan blog, itulah momen pertama kembali mengklik alamat blog. Beruntung nama dan password-nya tidak lupa setelah sekian lama.

Di kelas KMP yang diharuskan menulis setiap hari menjadi tantangan tersendiri, kembali menarikan jari-jari di atas keyboard serasa mengasikan, karena waktu itu tema menulis dibebaskan dan jumlah katanya pun tidak dibatasi. Hanya sekali seminggu para peserta diberi tugas dengan tema tertentu yang ditentukan oleh mentor.

Kelas Menulis Perpustakaan

Semakin lama semakin terbiasa menulis setiap hari. Ternyata memang itulah salah satu tujuan kelas ini menugaskan pesertanya untuk menulis setiap hari di blog masing-masing, agar menulis itu menjadi sebuah kebiasaan, bahkan kebutuhan. Untuk meneruskan estafet menulis kita, setelah lulus dari KMP, Teh Ivieth mengajak untuk mengikuti event menulis lain, yaitu Ramadan Writing Chalengge (RWC) yang diadakan oleh Komunitas ODOP (One day one post). RWC sendiri adalah program menulis sebulan full selama Ramadan dengan tema dan tantangan yang berbeda setiap harinya, program ini seru luar biasa, terlebih pesertanya sungguh banyak, mulai dari Sabang sampai Merauke Kayanya, eh, bahkan ada beberapa yang dari luar negeri.

Yuk Tetap Menulis

Bergabung dengan sebuah komunitas adalah salah satu jalan ninja agar mood menulis kita tetap stabil. Setelah lulus mengikuti dari KMP dan RWC, teh Ivieth yang memang informatif ini selalu mengompori untuk ikut komunitas literasi. Ia menyarankan untuk ikut perekrutan komunitas One Day One Post (ODOP), ia membeberkan keseruan jika kita dapat diterima di komunitas itu. Dan ya, setelah mengikuti open recruitment (OPREC) selama dua bulan penuh, dan akhirnya lulus diterima sebagai anggota ODOP batch 8, keseruan yang pernah dipaparkan Teh Ivieth benar-benar terasa di keluarga besar ODOP ini.

Begitulah Teh Ivieth dengan KMP-nya telah menjadi jembatan untuk saya mengenal dan belajar dari kelas dan komunitas-komunitas menulis lainnya seperti komunitas One Day One Post (ODOP), Blogspedia, dan juga 1M1C (satu minggu satu cerita).

alasan tetap menulis

Ah, tiada kata-kata yang bisa menggambarkan rasa terima kasih saya kepada orang-orang baik yang telah berbagi ilmu yang luar biasa. keluarga besar KMP, Komunitas ODOP, Cupuers Blogspedia, dan 1M1C adalah keluarga-keluarga pertama perjalanan saya menulis.

Yuk, teman-teman, mari tetap menulis. Menulislah dengan alasan apapun. Healing, curhat, pekerjaan, atau bahkan kebucinan sekalipun bisa menjadi alasan kita tetap menulis. Namun ingatlah, kita akan mati, sedang tulisan kita tidak, maka semoga keabadian tulisan yang kita tinggalkan adalah tulisan yang berpredikat baik, sehingga bisa memberikan manfaat untuk kehidupan dunia dan juga setelahnya.

Related Posts

22 komentar

  1. Wah jadi kepo nih di kotaku ada nggak ya perpusda dan komunitasnya. Seru kayaknya kalau ada.

    BalasHapus
  2. memiliki support system menulis itu sesuatu ya pak. namanya juga manusia pasti ga jauh dari rasa malas, tapi kalau punya support dari teman-teman komunitas gini semangatnya jadi nular. jadi termotivasi untuk tetap menulis. Keep writing pak!!

    BalasHapus
  3. Karena wasilah pak yonal, saya juga bisa masuk ke komunitas menulis, dan kembali punya spirit yang baru ... Thanks

    BalasHapus
  4. Pak, saya lagi asik baca keseruan kelas menulis perpustakaan, eh kaget liat tulisan kelas menulis militer hihihi... Saya juga terkesan sekali dengan Kelas Blogspedia dan Komunitas ODOP karena baru 2 kelas itu yang saya ikuti. Semoga bisa menyusul seperti Pak Yonal yang bisa ke sana ke mari ikut kelas menulis ehe :D

    BalasHapus
  5. Bismillah, semoga Bunda bisa mengikuti jejak, lebih rajin menulis. Kadang yang membuat mood drop ketika bertemu dengan tuntutan seo, GA, GSC dll...

    BalasHapus
  6. Ini sama kak vie juga? Teh iveth itu pengurus FLP Sukabumi bukan pak Yo? Tetap semangat Pak Yo...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, teh. Itu sama teh Novi Sukabumi. Teh Ivieth, iya, bareng juga sama saya di FLP Sukabumi

      Hapus
  7. Keren semangatnya menuntut ilmu, untuk terus bersinggungan dengan literasi

    BalasHapus
  8. Masya Allah barokaih pak. Betul sekali saat kita menemukan circle yg nyaman makan akan membuat kia jadi lebih bersemangat karena sama2 berjuang hehehe. Melawan rasa malas dan takut.

    Wah jujur aku baru tahu ada KMP pak. Refrensk baru buat saya.

    BalasHapus
  9. Pak Guru ternyata sudah malang melintang di dunia literasi menulis euy. Inspiratif sekali ini. Komunitasnya dimana-mana.

    BalasHapus
  10. Pak yonal tuh.. Rajin banget, udah gitu semanget lagi..
    Semoga aku juga bisa, mengikuti langkah pak yonal

    BalasHapus
  11. Pingin juga nemu komunitas kayak gini di Jogja.
    Mungkin belum ketemu aja ya.. Semoga kedepannya bisa ketemu komunitas writing juga khususnya offline nih biar bisa bertukar pendapat dan pikiran juga :D

    BalasHapus
  12. Masyaallah....komunitas menulisnya banyak yah...
    Barakallah kang Yonal, selalu bermanfaat di manapun berada.

    BalasHapus
  13. wah pak ymasya Allah, semoga istiqomah yaa, selalu bermanfaat buat banyak orang di sekitarny, amaiin

    BalasHapus
  14. Masya Allah,sosok yang memang menekuni bidang literasi nih Pak Yon,. Moga makin menebar manfaat melalui tulisan, Pak. Sayangnya di daerah saya perpusda ga ada program gini kayaknya.

    BalasHapus
  15. seneng banget Pak kalau nemu dan ikut grup nulis gini
    jadi ada semangat buat nulis lagi dan ngasah kreativitas
    apalagi kalau ada banyak proyek kayak ODOP atau nerbitin buku antologi
    rasanya bahagia banget meski sekarang kadang susah ketemu karena pandemi

    BalasHapus
  16. Serunya bila dapat kesempatan bertemu dengan komunitas yang pas, yang dapat membuat diri kita produktif apapun itu yang sedang dikerjakan, termasuk menulis salah satunya 😁 And for sure, ikutan senang baca cerita yang mas Yonal bagikan, semoga semakin semangat berbagi tulisan setiap hari, yah 🥳🎉

    BalasHapus
  17. Ananda bernasib mujur, bisa belajar di kelas menulis. Saya sendiri belum pernah mendapat pelatihan menulis di kelas manapun. Terima kasih ulasannya. Bagus dan informatif. .

    BalasHapus
  18. Bener mas, walopun zaman skr ini video jadi lebih favorit dibandingkan blog, tapi aku ga bakal bisa ninggalin dunia blogging. Sedari SD aku terbiasa nulis di buku harian. Setelah itu pindah ke blog sampe skr. Cuma blog yg rasanya memang cocok buat karakterku yg lebih tertutup. Lagian, apa yg pengen aku sampaikan lebih lancar dan mengalir ketika ditulis dalam blog.

    Aku percaya kalo blog masih punya banyak peminat. Tapi seandainya orang2 mulai meninggalkan blogpun, aku bakal tetep menulis, Krn cuma ini hiburanku selain traveling :).

    BalasHapus
  19. Ya Allah... kok speechless ya...🙈

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal akang Teteh peserta KMP itu sudah Wow sejak awal... sudah keren sejak lahir sepertinya 😁

      Hapus
  20. Wah mantap nii semangat guru-gurunya luar biasa. Sangat mengapresiasi sekali.
    Nggak cuma untuk mengajar anak didik, tapi kemauan untuk berbagi melalui tulisan.
    Btw kereh niih daerah sukabumi komunitasnya kompak :)

    BalasHapus

Posting Komentar