Aksi penolakan
terhadap undang-undang cipta kerja masih terus berlanjut di beberapa daerah di
Indonesia. Elemen masyarakat terus turun ke jalan, terutama mahasiswa dari
pelbagai perguruan tinggi yang mengatasnamakan rakyat. Namun sepertinya
gelombang demonstrasi yang belum berhenti ini juga tak membawa perubahan yang
signifikan atas undang-undang yang telah disahkan oleh DPR pada Senin
(5/10/2020).
Di balik aksi
demontrasi yang mayoritas dilakukan oleh para mahasiswa ini, ada beberapa
gambaran di layar kaca yang memperlihatkan terjadinya bentrokan antara
mahasiswa sebagai pendemo dengan pihak kepolisian sebagai penjaga keamanan dan
ketertiban selama aksi berlangsung. Entah siapa yang memulai, entah murni
bentrok di antara keduanya, atau entah ada pihak-pihak yang memprovokasi
sehingga terjadi bentrok. Kita tidak tahu pasti.
Yang miris, baik
mahasiswa maupun aparat kepolisian adalah sama-sama anak bangsa, sama-sama aset
negara yang berharga. Tapi demi menjaga idealisme versi masing-masing,
bentrokan itu tidak bisa dielakan. Seakan mereka lupa, bahwa kita adalah
saudara. Saudara sebangsa dan setanah air.
Hanya karena
tidak ada pertalian darah, kemudian lupa bahwa kita masih di bawah naungan
bendera yang sama. Hanya karena berbeda kubu, lantas hilap bahwa kita
menginjakan kaki yang sama di bumi ibu pertiwi. Sangat disayangkan, ketika dua
golongan itu berhadap-hadapan, lantas adu jotos seperti sabung ayam.
Sejatinya kita
tetap bersaudara walau tak bertali darah dekat, tapi ada ikatan persaudaraan
lain yang harus tetap kita junjung, agar rasa kemanusiaan kita tidak tiba-tiba
hilang ketika berhadapan dengan dengan orang di sekitar kita.
Saudara Seagama
Biasanya istilah
ini yang paling dikenal oleh masyarakat, agama mengistilahkannya dengan ukhuwah. Ya, memang benar bahwa sesama
muslim adalah saudara, dan Indonesia sebagai salah satu negeri dengan umat
muslim terbesar di dunia, seyogianya bisa menjadi percontohan bagaimana
semestinya kita bisa menjaga persaudaraan. Yang harus diingat pula adalah sikap
seorang yang beragama, tidak boleh menjadikan agama lain sebagai musuh, selama
dalam kondisi berdampingan dalam kedamaian, maka persaudaraan itu harus tetap
terjalin dengan baik.
Saudara Setanah air
Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928 adalah bukti bahwa para leluhur kita dengan legowo-nya
rela bersatu demi tanah air di atas kepentingan daerah masing-masing. Kita adalah
saudara setanah air, tak peduli dengan latar daerah manapun. Sepatutnya perjuangan
mereka dalam menyatukan rasa persaudaraan itu dapat kita contoh, kita camkan,
kemudian jadikan panduan.
Ketika kita
kontra dalam suatu masalah, dengan siapapun, ingatlah, mereka adalah saudara
kita se-Indonesia. Kita masih sama-sama berbahasa yang sama, bahasa Indonesia,
dan kita pun masih berdiri di tanah yang sama, tanah Indonesia.
Saudara Sesama Manusia
Di atas semua
kepentingan, semoga kita masih bisa sadar bahwa kita adalah manusia. Makhluk
yang disebut homo sapiens, yang berarti modern dan cerdas, makhluk yang berasal
dari leluhur yang sama, Adam dan Hawa.
Jangan sampai
rasa kemanusiaan itu hilang ketika kita ditipu oleh teriakan-teriakan provokasi
untuk saling mencaci maki dan saling membenci, lantas saling menyerang
seakan-akan kita adalah rival yang abadi. Semoga kita dijauhkan dari pemikiran
sempit dan picik, fanatisme buta, dan merasa paling benar sendiri di dunia. Karena
jika demikian, akan hilanglah rasa persaudaraan.
Kita semua bersaudara, cucu Adam dan hawa wkwk
BalasHapusmasalah demo kemaren, gak abis pikir sama mahasiswa yang bikin konten joged-joged di tiktok di tengah-tengah aksi.
BalasHapusdemi konten tik-t*k
HapusSiap... Betul pa guru...
BalasHapusAshiap bu guru
HapusKarena kita masih terpikir pola bahwa berbeda itu enggak keren. Semua-semua diseragamkan, hinggak akhirnya jika ada yang tak sependapat bisa jadi dianggap bukan kawan. Padahal dari awalnya kita sudah beraneka ragam.
BalasHapusMudah²an kita bisa lebih saling menghargai perbedaan.
Aamiin, sepakat dengan kak Susana
Hapusbagus ... yang dibahas ... keren saya saja belum berani loh ... oh ya saudaraku ...wkwkwk
BalasHapusSepakat! Kita ini adalah saudara. Kenapa banyak yang justru mencari perbedaan di saat kita bisa bersatu?
BalasHapusbetul... betul...
HapusSemoga orang2 d luar sana paham kita ini saudara shg tidak anarkis ya
BalasHapusaamiin ya rob
HapusNah iya. Perlu diingat tuh, kita adalah saudara. Jadi, nggak perlu saling sikut demi hawa nafsu.
BalasHapus