SEO adalah kependekan dari Search Engine Optimization. Sebuah ilmu optimasi website agar dapat tampil di urutan teratas halaman pertama search engine, terutama Google, melalui kata kunci tertentu yang ditargetkan. Ilmu optimasi website ini sering dijalankan sebagai bagian dari strategi digital marketing.
Hal ini wajar mengingat SEO menawarkan pebisnis online banyak keuntungan. Salah satunya adalah mampu meningkatkan Return on Investment maksimal dengan modal yang minimal, terlebih jika dibandingkan dengan strategi Pay Per Click Marketing seperti menggunakan Meta Ads dan Google Ads.
Sayangnya, SEO bukanlah strategi digital marketing yang mudah untuk dijalankan. Ada banyak tantangan yang harus Anda pahami sebelum benar-benar menikmati manfaat yang ada. Salah satu tantangan terbesar dalam menjalankan SEO adalah Anda yang harus mampu melakukan adaptasi dengan tren pencarian dan optimasi terbaru.
Saat ini, SEO sudah memasuki era AEO (Answer Engine Optimization). AEO adalah proses mengoptimalkan konten agar dapat muncul sebagai jawaban langsung di mesin pencarian berbasis AI (Artificial Intelligence). Output dari AEO ini adalah website Anda yang menjadi sumber jawaban dari Chat GPT, Gemini, atau juga fitur SERP (Search Engine Results Page) terbaru Google, AI Overview dan AI Mode.
Konsep AEO ini jelas menjadikan tantangan SEO semakin kompleks. Di dalam artikel ini, saya akan membahas apa saja tantangan menjalankan SEO di era AEO. Penasaran apa saja? Simak baik-baik artikel ini ya!
1. SEO Bukan Lagi Soal Kata Kunci dan Backlink
Tantangan SEO di era AEO yang pertama kita bahas di dalam artikel ini adalah SEO yang bukan lagi berbicara soal kata kunci dan backlink. SEO di era AEO sekarang ini lebih mementingkan pemenuhan user intent.
Bukankah sebelum era AEO, SEO memang begitu? Ya, tetapi pemenuhan user intent di era AEO sekarang ini jauh lebih kompleks. Di mana konten harus benar-benar mampu memenuhi sinyal algoritma ranking terbaru Google, yakni E-E-A-T.
2. Kompetensi Konten yang Memenuhi E-E-A-T Meningkat
Tantangan SEO di era AEO yang kedua adalah efek domino dari tantangan yang pertama. Anda sebagai pegiat SEO harus memastikan konten yang dikreasikan memenuhi sinyal E-E-A-T.
Perlu diketahui bahwa pemenuhan E-E-A-T melalui sebuah konten bukan hanya sekadar memberikan penjelasan pengalaman, profil penulis, dan lain-lain. Pernyataan ini didapatkan dari John Mueller, salah satu orang penting Google. Lalu, apakah menambahkan penjelasan pengalaman, profil penulis, dan lain-lain adalah hal yang sia-sia?
Tentu tidak. Hanya saja perlu dipahami bahwa itu bukanlah satu-satunya cara yang bisa Anda lakukan untuk memaksimalkan E-E-A-T.
3. Zero-Click Search yang Semakin Besar
Tantangan SEO di era AEO berikutnya adalah Zero-Click Search yang semakin besar. Hal ini wajar mengingat pengguna sudah mendapatkan jawaban lengkap dari SERP tanpa harus benar-benar mengklik link konten website tertentu.
Zero-Click Search bukanlah sesuatu yang dapat kita hindari, tetapi dampaknya dapat kita minimalisir. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan tidak lagi bergantung pada traffic berjenis organic, tetapi juga mengandalkan traffic lain seperti paid traffic, referral traffic, dan social traffic.
Dengan kata lain, Anda harus siap menjalankan konsep Omnichannel SEO.
4. Prioritas Pada User Experience Semakin Meningkat
Menjelang akhir adalah prioritas pada user experience yang semakin meningkat. Anda tidak lagi akan berkutat soal On-Page SEO dan Off-Page SEO. Anda juga harus dapat memastikan penerapan Technical SEO berjalan secara berkala. Selalu memastikan website aman dan nyaman dikunjungi pengguna
5. Kolaborasi dengan AI
Tantangan menjalankan SEO di era AEO yang terakhir adalah harus mampu berkolaborasi dengan AI. Terdengar mudah, tetapi ini bukan berarti Anda harus menggunakan AI 100% untuk keperluan konten. Anda tetap harus membatasi penggunaan AI terlebih di bagian penulisan konten.
Pastikan Anda hanya menggunakannya untuk bagian-bagian seperti pencarian ide konten, outline konten, pemahaman search intent, dan pengecekan typo. Gunakanlah AI lebih banyak pada tugas analisis dan repetitif yang melelahkan.
Setelah mempelajari lima tantangan menjalankan SEO di era AEO di atas, Anda pastinya jadi berpikir dua kali sebelum benar-benar menerapkan SEO bukan? Kebanyakan dari Anda mungkin akan berpikir untuk menggunakan jasa dari pihak ketiga, semisal Agency SEO.
Tetapi, apakah ada jaminan bahwa pihak ketiga ini mengerti tantangan SEO terbaru di atas?
Tenang saja, jika Anda memilih Agency SEO Creativism, maka lima tantangan dan berbagai tantangan SEO di era AEO lainnya akan dijawab melalui penerapan strategi SEO yang tepat sasaran.
Creativism adalah Agency SEO yang berasal dari Yogyakarta, Agency ini dipimpin oleh Ahmad Thariq Syauqi, atau yang akrab disapa Mas Syauqi. Jika Anda tertarik untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang Agency SEO ini, silakan kunjungi langsung website mereka di Creativism.id.






Teknologi bagai pisau bermata 2 dan berdampak juga pada agency SEO. Memudahkan pengguna, di sisi lain agency SEO tidak hanya dapat mengandalkan teknik SEO yang selama ini telah dilakukan tetapi harus inovasi lagi
BalasHapusTantangan banget bagi blogger, terutama yang ngeblog bukan sekadar buat curhat tapi supaya tulisannya dibaca banyak orang plus dapat penghasilan dari ngeblog.
BalasHapusAI memang lagi boomijg banget saat ini. Tapi saya sih percaya ti tengah begitu banyaknya pengguna AI kalau kita bisa memaksimalkan SEO terkini dengan optimal insya Allah akan selalu ada yg baca tulisan kita.
BalasHapus