Ketupat -atau
kupat dalam bahasa sunda-, adalah makanan yang biasanya tidak pernah absen saat
hari raya, sangat ideal bersanding dengan opor ayam di meja makan. Namun bagi
yang kebetulan tak bisa membuat opor, bukan berarti ketupat tak punya rekan,
ada sayur labu siam kuah bumbu kuning yang tak kalah pamor. bahkan, tak hanya
momen idul fitri, ketupat sayur labu menjadi salah satu penganan harian bagi
sebagian masyarakat, apabila tak sempat membuat masakan dirumah, cukup dengan
sepuluh ribu rupiah untuk satu porsi, sarapan, makan siang sampai makan malam
siap tergantikan.
Yang unik dari
ketupat adalah janur kelapa yang menjadi pembungkusnya, karena tidak semua
orang bisa membuatnya. Butuh ketelatenan, kekompakan dua tangan, dan
keseimbangan fokus otak kanan dan kiri. Bagi yang melambaikan bendera putih
dalam merangkai cangkang ketupat, dari pada bertambah emosi karena bungkus yang
tak jadi-jadi, pasar-pasar tradisional pun sudah banyak menjajakannya. Bahkan tidak
hanya cangkangnya saja, ketupat jadi matang pun sudah banyak ditawarkan,
memahami dan menyesuaikan pola masyarakat yang selalu ingin instant.
Tak kalah menarik
adalah filosofi ketupat itu sendiri, dari kata kupat yang berarti ‘ngaku lepat’,
secara sederhana diartikan ‘mengaku salah’, dimana beras sebagai lambang hawa
nafsu dibungkus daun kelapa sebagai gambaran hati nurani. Dapat disimpulkan, ketupat
adalah penganan yang mewakili sosok dan sifat manusia sebagai tempat salah dan
dosa, dan hari raya adalah momentum untuk kita tersadar betapa tak terhitung
segala hilap itu, sehingga dengan tulus hati meminta keikhlasan untuk dimaafkan
oleh handai taulan.
Ketupat, dengan
hangatnya opor ayam, gurihnya sayur labu siam atau dengan apapun ia
disandingkan akan selalu istimewa di hari lebaran. Ia akan jadi pelengkap rasa
bahagia, membersamai kehangatan keluarga. Tetapi, tahun ini ditengah wabah
corona, semoga ketupat tidak jadi objek gundah gulana, menjadi kambing hitam
kesedihan, karena para penikmat setiap potongannya berkurang, anggota keluarga
yang tak lengkap di meja makan, karena tak semua langsung bersilaturahmi, sebagian
saudara tak bersua, mereka tetap di rumah saja dengan alasan untuk kebaikan semata.
Jika ketupat
tak bisa semua disantap keluarga, waktunya menengok tetangga, jangan-jangan ada
diantara mereka ada yang tak bisa menikmati hidangan khas ini. Maka ketupat
bisa jadi ladang amal kebaikan, menjadikan kita tetap menjadi insan bersyukur,
dengan berbagi di tengah pandemi.
Jangan lupa makan ketupat
Makan ketupat dengan opor ayam
Kesalahan yang selalu kau umpat
Mohon dimaafkan dari hati terdalam
Tak ada opor sayur labu pun jadi
Membersamai ketupat di hari lebaran
Jangan bersedih di tengah pandemi
Waktunya kita amalkan kesabaran
Posting Komentar
Posting Komentar