Belajar Literasi Dari KMP sampai RWC ODOP

4 komentar

dari KMP ke RWC ODOP 

Setelah menerbitkan buku antologi ‘Guru Madrasah: Bagja dan Berkah’ pada awal tahun 2020, bersama rekan-rekan guru di bawah Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi, kami berencana untuk rutin menerbitkan buku setiap tahunnya, di tengah menggodok master plan untuk terbitan selanjutnya, kami juga terus belajar untuk memperbaiki tulisan, salah satunya dengan mengikuti KMP atau Kelas Menulis Perpustakaan yang diadakan oleh Perpustakaan Daerah Kabupaten Sukabumi.

Dari KMP ke RWC ODOP  

Di KMP kami dibimbing oleh teh ivith dan teh nani -teh adalah sebutan kak dalam bahasa sunda-. Bersama peserta lain, yang ternyata masih muda-muda, -mayoritas adalah mahasiswa-, selain diberi tantangan menulis, peserta KMP juga diberi materi yang berhubungan dengan penulisan dalam diskusi via grup whats up, seyogyanya ada pertemuan langsung satu kali dalam sebulan, namun karena kondisi pandemi covid-19, diskusi terus berlanjut via on line.

Dikala kelas KMP, suatu waktu teh ivith merekomendasikan seluruh peserta untuk mengikuti RWC atau Ramadhan writing chalenge yang diadakan oleh komunitas one day one post yang lebih dikenal dengan komunitas ODOP. Ternyata di RWC ini tantangannya lebih greget, karena ada tema khusus setiap harinya, dead line waktu penyetoran dan sisten skor yang lumayan ketat.

Naik Kelas ke RWC ODOP

Beberapa teman pernah memiliki kesan merasa ‘salah kamar’ dengan mengikuti RWC, maklumlah guru yang notabene pakem-nya formal, tetiba di satukan dengan peserta beragam latar belakang yang rata-rata usia muda, dari hampir seluruh Indonesia pula, bahkan kita seperti harus roaming ketika menyimak perbincangan di grup menggunakan bahasa daerahnya masing-masing -dalam hal ini bahasa Jawa- yang menjadi mayoritas peserta.

 
Kesan positif banyak didapatkan di RWC, mengenal para penulis dari seluruh nusantara menjadi pengalaman tersendiri, ada yang sudah mengeluarkan beberapa antologi, ada yang sudah publish solo, bahkan best seller. Hal itu menjadi motivasi tersendiri untuk terus belajar menulis.
 
Aktivitas blog walking juga memberikan semangat yang luar biasa, selain memberikan semangat di setiap tulisan, juga memberikan kritik untuk perbaikan tulisan kita, seperti kata yang tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Yang tidak kalah luar biasa adalah para panitia yang menjadi penanggung jawab kegiatan RWC ini, mereka sangat jeli dan telaten dalam menilik setiap tulisan. Bahkan satu ‘i’ saja bisa terdeteksi ketika tantangan tulisan tanpa huruf ‘i’. Luar biasa. Juga, kegiatan ini free alias gratis, dan para penanggung jawab yang kita sebut PJ tak lekang walau tanpa fee, karena ternyata ada program serupa di sebuah komunitas, namun berbayar untuk setiap peserta yang mendaftar.

Penutup  

Tiada kata yang lebih pantas selain terima kasih untuk para pejuang literasi, baik dari KMP maupun RWC untuk terus menularkan positive vibe bahwa menulis itu menyenangkan. Semoga kegiatan ini terus bisa berlangsung, tetap produktif walau kita masih di tengah penyebaran virus corona. Dan suatu saat, ketika kondisi sudah dalam new normal, semoga kita bisa bersua, menyampaikan takdzim secara langsung atas segala ilmu dan pengalaman yang luar biasa.

#KomunitasLiterasi

Related Posts

4 komentar

  1. Semangat tanpa batas... Ayoo lulus bersama dan terbitkan karya demi karya

    BalasHapus
  2. always semangat teh... ilmu baru, keluarga baru, pengalaman baru untuk semangat karya-karya terbaru

    BalasHapus
  3. Aku KMP2 Pak. Hehe. Dari KMP juga aku kenal ODOP dan sayap-sayapnya... Hehe katanya Bu Ivet pengen nanti ODOP banyak kader nya dari sukabumi. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah jadi nambah anggota keluarga baru kang :)

      Hapus

Posting Komentar