Lebaran hari
pertama telah dilalui, ramainya tetap terasa walau kita merayakannya masih dalam
suasana wabah corona. Memang ada berbeda, namun istimewa idul fitri tak bisa
tergantikan dan terhalangi oleh pandemi. Masyarakat tetap antusias dengan euforia
apa yang disebut dengan hari kemenangan.
Pemerintah mengeluarkan
protokoler untuk pelaksanaan shalat idul fitri di tengah pandemi, ada yang tidak
diperbolehkan dilaksanakan di masjid untuk zona merah, ada yang masih diberi
izin dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Sehingga, shalat idul fitri
tahun ini dilaksanakan beragam, tak sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Ada Presiden
Republik Indonesia yang melaksanakan shalat idul fitri didepan istana kepresidenan
di Bogor, hanya di hadiri keluarga dan staf saja. Ada yang melaksanakan di
rumah, seperti gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sepertinya pihak pemerintah se-ideal mungkin memberikan contoh, bahwa shalat idul fitri tetap masih bisa dilaksanakan tanpa harus ke masjid seperti biasanya, walaupun masih ada yang ngeyel, seperti Bupati Karang anyar Jawa Tengah, Juliyatmono yang mengizinkan warganya untuk tetap shalat idul fitri di masjid, bahkan dia sendiri menjadi orang yang memberikan sambutan di shalat idul fitri masjid kabupatennya. Tentu saja hal ini sangat di sayangkan, termasuk oleh Gubernur Jawa Tengah sendiri, Ganjar Pranowo.
Bagaimana dengan masyarakat?. Sebagian masyarakat ada yang tidak melaksanakan shalat sama sekali, dengan alasan ada rasa takut untuk keluar rumah, melaksanakan di rumah pun tak tahu caranya. Sisanya, masyarakat banyak juga yang tetap melaksanakan shalat di masjid, berdesak-desakan, salam-salaman, seakan tak ada sesuatu yang di khawatirkan.
Bagaimana dengan masyarakat?. Sebagian masyarakat ada yang tidak melaksanakan shalat sama sekali, dengan alasan ada rasa takut untuk keluar rumah, melaksanakan di rumah pun tak tahu caranya. Sisanya, masyarakat banyak juga yang tetap melaksanakan shalat di masjid, berdesak-desakan, salam-salaman, seakan tak ada sesuatu yang di khawatirkan.
Lebaran tetaplah
lebaran, dirayakan dengan suka cita. Walaupun ada yang berbeda, tetap istimewa
dengan adanya corona.
Semoga tahun
depan, idul fitri masih dapat kita rasakan. Semoga pula, corona cepat berlalu,,
sehingga shalat kita tidak lagi bervariasi, kembali ke masjid atau ke lapangan,
menyatukan umat dalam satu kebersamaan.
Posting Komentar
Posting Komentar