Tapi kerut dahi
itu
menabung
ribuan luka
tertancap rasa
berdirimu tegap
bak Arjuna
tapi tulangmu
ringkih menopang
sakit
tiada tara
biraimu
tersenyum
simpul
menyungging
tapi mata
hatimu menganak sungai
kesedihan
menggunung
harimu ceria
bersolek tawa
dusta
sedang dasar
terdalam sanubarimu
dalam kesepian
yang gelap murka
ah, apalagi
yang akan kau tutup-tutupi
habis sudah
ragamu mengering
menunggu sampai Azariel datang
melucuti nelangsa
kelak khalayak
tahu
kepura-puraanmu
sebagai jiwa
yang renta
penuh nestapa
Posting Komentar
Posting Komentar