‘Selamat malam kak, boleh minta waktunya sebentar’
‘kami mau menawarkan judi on line dengan sejuta keuntungan
yang bisa didapatkan...’
Dua kiriman pesan di whatsapp tertera di monitor
gawai, mengusik ketenangan malam akhir pekan keluarga. Seraya diri ini
bertanya, ko bisa-bisanya ada nomor tak dikenal mengirim pesan, mengajak
judi on line pula.
kiriman pesan melaui menu SMS seperti penawaran barang-barang
murah, pinjaman dengan syarat mudah, sampai pesan bahwa kita mendapatkan
hadiah, sudah biasa diterima. Tapi kali ini pertama kali pesan dari nomor tak
dikenal melalui aplikasi whatsapp, sungguh mengagetkan dan membuat
terheran-heran, sekaligus ada rasa takut, jangan-jangan data nomor gawai yang
kita gunakan telah bocor.
Rasa penasaran ini membawa pada peselancaran informasi, dan
ternyata ada beberapa artikel yang membahas tentang bocornya sekitar 300 ribu
nomor pengguna aplikasi whatsapp.
Dikutip dari Warta Ekonomi, seorang peneliti keamanan siber, Athul
Jayaram mengatakan bahwa bocornya nomor-nomor tersebut akibat dari menu click
to chat yang ada pada aplikasi whatsapp. Nomor
pengguna terekspos oleh domain "wa.me" milik WhatsApp, yang menyimpan
metadata Click to Chat dalam string URL. Karena tidak ada tindakan untuk
mencegah mesin pencari mengindeks metadata ini, angka-angka tersebut bocor ke
hasil pencarian publik.
Lebih lanjut Jayaram mengatakan, jika nomor kita telah bocor,
maka orang-orang yang berniat jahat bisa
mengirim pesan, menelepon, menjual data nomor, mengirim spam, dan
menipu.
Ini bukan pertama kali data konsumen pengguna aplikasi bocor,
pada Juli 2020 lalu Tokopedia mengakui adanya kebocoran data pada 91 juta
pengguna aplikasi jual beli on line tersebut. Padahal dua bulan
sebelumnya -pada bulan Mei-, 15 juta data pengguna Tokopedia baru saja diumumkan
bocor, sehingga kedua kejadian tersebut terindikasi masih berkaitan.
Kita sungguh tidak tahu, seberapa amankah data pribadi kita. Walau
pemerintah menegaskan bahwa salah satu tujuan pendaftaran nomor gawai kita yang
disinkronkan dengan Nomor Induk kependudukan (NIK) pada Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil, sehingga data kita tervalidasi adalah untuk mencegah terjadinya
kejahatan siber dan mengamankan transaksi non-tunai. Namun rentetan kejadian
demi kejadian bocornya data ini menjadi pertanyaan besar bagi kita sebagai
masyarakat.
Di era yang serba digital, kita memang sulit untuk tidak
menggunakan berbagai aplikasi yang dapat memudahkan segala komunikasi dan transaksi
kita. Namun dengan minimnya keamanan yang melindungi data-data, mengajarkan kita
untuk lebih bijak dalam setiap penggunaan aplikasi-aplikasi yang terhubung ke
internet, karena kita tidak pernah tahu pasti, siapa yang berada di belakang
layar di seberang sana.
Referensi:
https://www.wartaekonomi.co.id/read289344/300-ribu-nomor-pengguna-whatsapp-bocor-ini-sumbernya
https://tirto.id/91-juta-data-pengguna-tokopedia-bocor-dan-disebar-di-forum-internet-fNH1
Posting Komentar
Posting Komentar