Perut besarnya sudah nampak jelas, gerakan-gerakan ajaibnya sudah mulai terasa, dan ruang gerak sang istri sudah mulai terbatas. Di kehamilan ke empat ini, ia mengira akan lebih mudah menjalaninya, namun ternyata tetap sama saja, seorang ibu hamil tetap harus berjuang dengan luar biasa walau dengan kondisi kepayahan.
Belajar Menjadi Suami Siaga
Menjelang trimester kedua, Bidan Desa baru kami kunjungi kembali untuk memeriksakan kondisi janin dan kesehatan sang ibu. Alhamdulillah, detak jantung di balik perut sang istri berdetak normal, tanda sang jabang bayi baik dan sehat, kemudian bidan desa menanyakan tentang kondisi sehari-hari yang dialami istri.
Mual dan pusing disampaikan kepada ibu bidan sebagai dua rasa tak nyaman yang masih di alami, sang bidan merasa keheranan, ko bisa hamil di minggu ke-25 masih merasakan mual dan pusing.
Ibu hamilnya lebay nih
Kami tertawa demi mendengar ucapan ibu bidan, karena kami sudah mengenal beliau sebagai sosok yang memang nyablak, sehingga memang ucapannya luar bisa tajam bagi orang yang belum terbiasa dengan caranya bicara. Kami sudah mengenalnya, karena kami memang juga bertetangga –walau agak jauh-, dan juga setiap proses mengandung dan melahirkan, beliaulah yang juga membantu proses persalinannya, walaupun putra pertama dilahirkan di rumah sakit, tapi beliau juga yang membantu proses administrasi kami ke rumah sakit. Demikian kami sudah terbiasa dengan gaya bicaranya yang memang berbeda dari orang sunda.
Salut untuk para suami yang siaga mendampingi masa kehamilan istri. Semoga selalu sehat dan lancar sampai melahirkan...
BalasHapusAmiin, terima kasih mbak Sofia
Hapus