Pandemi corona tampaknya
belum akan segera berakhir, malah segala ragam dampak yang diakibatkannya yang
jelas-jelas terpampang saat ini. mulai dari jumlah korban corona yang terus mengalami
kenaikan setiap harinya sampai perekonomian warga yang juga ikut tergerus.
Dalam masalah
perekonomian yang bertumpu pada berkurangnya pendapatan individu untuk
sektor-sektor tertentu, pemerintah memberikan bantuan berupa uang tunai dan
sebagian bahan pokok. Namun berpangku pada bantuan saja belum cukup, perlu
kreativitas dan ide-ide brilian untuk tetap menjaga kewarasan diri untuk
menjaga ketahanan pangan ditengah pandemi, ditengah-tengah finansial yang
terganggu, juga harga-harga pangan yang tidak menentu. Bisa memicu stress yang
luar biasa.
Salah satu hal
ekstrem yang bisa dilakukan adalah mencari jenis rumput-rumputan disekitar tempat
tinggal yang bisa dikonsumsi. Namun memang tidak boleh sembarangan, bisa-bisa
rumput beracun yang dipetik, bukan menjadi alternatif bahan pangan, malah
mungkin kematian. Maka butuh informasi dan atau pengetahuan dasar tentang jenis
rumput atau gulma yang bisa dijadikan bahan makanan.
Salah satu
tanaman yang sering di abaikan seperti halnya jenis rumput pada umumnya adalah bayam
liar, sering ditemukan di semak-semak, atau tumbuh bersama dengan rumput-rumput
lain. Bayam liar ini bernama lain bayam kakap, dinamakan demikian karena
mempunyai daun yang lebar. Seperti halnya bayam cabut yang biasa dikonsumsi,
bayam liar pun berguna mulai dari batang dan daunnya.
Jika dikelola
dengan baik, bayam ini tidak hanya bisa dijadikan bahan konsumsi alternatif
saat harus dirumah saja, bahkan bisa dijadikan lahan bisnis, karena daun bayam
ini lebar dan besar, cocok untuk dijadikan keripik bayam, demikian bisa dijual
berkemasan sebagai camilan.
Selain bayam
liar jenis kakap, ada juga bayam liar lain yang disebut bayam pasir, bentuknya
hampir sama dengan dengan bayam kakap, namun daunnya lebih kasar dan lebih kecil
dibandingkan dengan bayam kakap. Demikian pun bagian-bagian tanaman yang bisa
dikonsumsi juga sama, yaitu bagian daun dan batangnya.
Emha Ainun Nadjib
pernah berkata bahwa pengetahuan ada untuk menata hidup, menata diri dan alam,
menata sejarah, kebudayaan, dan politik. Maka, elok nian jika kita belajar mengambil hikmah dari wabah
covid-19 ini, untuk terus membuka wawasan, menjaga kewarasan, dan ikhtiar
sampai titik nadir, hingga rumput pun kelak bersaksi bahwa kita tetap optimis dari
pada mengemis.
Posting Komentar
Posting Komentar