Vaksinasi Covid-19 dan Hikmah PPKM untuk Guru

6 komentar
Vaksin Sinovac

Guru sebagai salah satu garda terdepan dalam mengawal dunia pendidikan mendapat prioritas untuk mendapatkan vaksinasi covid-19 dari negara. Hal tersebut juga dikarenakan adanya rencana untuk pembelajaran tatap muka di awal tahun pelajaran 2021/2022, di mana salah satu syaratnya adalah harus melakukan vaksin untuk seluruh pendidik maupun tenaga kependidikan di sekolah dan atau madrasah. Dengan demikian, maka guru wajib vaksinasi covid-19 sebelum tahun ajaran baru di mulai.

Pengalaman Vaksin Pertama dan Kedua

Untuk guru-guru madrasah di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi, kami diberi kelonggaran untuk memilih di vaksin di puskesmas kecamatan masing-masing atau ke Rumah Sakit Hermina Sukabumi yang telah bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk memberikan vaksin. Rumah Sakit Hermina Sukabumi menjadi pilihan keluarga besar MA Raudlotul Ulum, tempat saya mengajar, untuk mendapatkan vaksin Covid-19 yang pertama maupun yang kedua.  

Vaksin Pertama

Setelah melakukan pendaftaran untuk mendapatkan vaksin secara on line, beberapa waktu kemudian staf tata usaha bagian administrasi menerima jadwal yang diberikan Rumah Sakit Hermina untuk vaksinasi. Guru-guru MA Raudlotul Ulum mendapatkan jadwal pada hari Sabtu, 23 April 2021, pada jam yang telah ditentukan pula, yaitu dari jam 8 sampai jam 11 siang.

Kami berangkat dengan kendaraan masing-masing, dan bertemu di rumah sakit, tepatnya di samping tempat parkir yang di bangun area khusus untuk pemberian vaksin kepada masyarakat. Setelah tiba, kita tidak langsung mendapatkan vaksinasi, tetapi harus melalui 4 tahapan, di mana setiap tahapnya kita melalui satu ruangan, kemudian berpindah ke ruangan lainnya untuk lanjut ke tahap berikutnya.

Tahapan ketika akan dilakukan vaksinasi di rumah sakit

1. Register Ulang

Di meja pertama, kita akan dimintai KTP untuk menyesuaikan dengan daftar dan jadwal yang sudah diberikan secara on line. Jika sudah sesuai, maka kita akan berpindah ke meja selanjutnya. Jika belum ada datanya, maka kita akan diberi jadwal ulang untuk melakukan vaksinasi.

2. Screening

Di meja screening atau pemeriksaan, kita akan ditanya beberapa hal yang berkaitan dengan riwayat kesehatan. Yang pertama, kita akan diperiksa suhu tubuh dan sistol distol darah. Jika suhu tubuh lebih dari 36 derajat celcius, maka tidak akan diberikan vaksin, karena yang bersangkutan terindikasi sedang sakit. Demikianpun jika tekanan darah di atas 120, juga tidak akan diberikan vaksin terlebih dahulu.

3. Penyuntikan Vaksin

Penyuntikan vaksin dilakukan di ruang ke tiga, itu pun jika kita dianggap lulus dari meja 2. Ada beberapa teman guru yang kebetulan suhunya di atas 36 derajat celcius dan juga sedang dalam riwayat pengobatan, maka pemberian vaksinnya ditangguhkan terlebih dahulu sampai yang bersangkutan sehat.

4. Observasi

Setelah selesai penyuntikan vaksin, kita tidak boleh langsung pulang, tetapi beralih ke ruang empat untuk dilakukan observasi selama tiga puluh menit. Di ruang ini kita juga diberi arahan oleh tenaga kesehatan yang bertugas tentang kemungkinan efek yang akan terjadi setelah penyuntikan vaksin, seperti pusing atau demam. Kita diminta untuk tidak panik jika hal tersebut, cukup minum paracetamol dan istirahat untuk meredam pusing atau demam.

Setelah menunggu 30 menitan dan kita dinyatakan baik-baik saja, maka kita diperbolehkan pulang. Sebelum pulang, kita juga diberi jadwal untuk melaksanakan proses vaksinasi kedua, waktunya antara 2 minggu sampai 1 bulan dari vaksin pertama.

Vaksin Kedua

vaksinasi sinovac

Vaksin kedua untuk guru-guru MA Raudlotul Ulum Kadudampit Sukabumi dilaksanakan pada Sabtu, 8 Mei 2021 sesuai jadwal yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit. Tahapan yang dilakukan pada proses vaksinasi kedua tidak berbeda dengan proses vaksinasi pertama, yaitu pendaftaran ulang dengan memperlihatkan KTP dan kartu penjadwalan yang diberikan di vaksin pertama, selanjutnya screening atau pemeriksaan kondisi kesehatan setiap guru, penyuntikan vaksin, dan terakhir proses observasi.

Kepala madrasah Aliyah Raudlotul Ulum, H. Daden Iskandar mengungkapkan harapannya setelah melaksanakan vaksin kedua ini madrasah bisa melakukan pembelajaran tatap muka dengan dipenuhinya syarat-syarat yang ditentukan oleh pemerintah, yang salah satunya melakukan vaksin lengkap, baik yang pertama maupun kedua. Ia juga berharap dengan dilakukannya vaksin oleh para guru, bisa menjadi salah satu ikhtiar untuk tetap sehat dalam menyongsong pendidikan yang berdaulat, merdeka, dan menjadi lebih baik. 

Efek Setelah Vaksinasi

Setelah selesai melaksanakan seluruh proses vaksinasi dan kembali ke rumah masing-masing, para guru berkomunikasi di whatsapp grup, menanyakan tentang efek yang dirasakan setelah vaksinasi. Ragam pendapat dari setiap guru yang merasakan efek yang berbeda-beda. Sebagian ada yang merasa mengantuk, sebagian ada yang merasa lapar, dan sebagian lagi tidak merasakan apa-apa.

Saya yang termasuk tidak merasakan efek apa-apa setelah vaksinasi, kecuali pegal di lengan bekas suntikan vaksin, dan itu normal, karena pasti terjadi pada semua orang yang disuntik. Untuk teman-teman guru yang merasakan kantuk dan lapar pun akhirnya menjadi pertanyaan candaan, apakah lapar dan kantuk mereka disebabkan oleh proses suntikan vaksin, atau karena memang mereka mengantuk dan lapar secara alami saja?.

Jadikah Pembelajaran Tatap Muka?

Setelah selesainya vaksinasi lengkap, pertama dan kedua di akhir tahun pelajaran 2020/2021, keluarga besar setiap sekolah dan madrasah tinggal menunggu keputusan final dari pemerintah terkait kebijakan pembelajaran di tahun ajaran baru. Yang terjadi adalah, di awal bulan Juli, Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan angka yang terpapar Corona, terkait merebaknya virus varian baru yang disebut varian delta. 

Dengan melonjaknya angka yang terpapar Corona ini, akhirnya pemerintah pusat melakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), termasuk di dalamnya kegiatan sekolah harus kembali menggunakan sistem Belajar Dari Rumah (BDR) secara on line.

Hikmah Selama Masa PPKM Untuk Guru

belajar dari rumah (BDR)

Hikmah selama masa PPKM, guru dapat mempersiapkan segala sesuatu untuk persiapan pembelajaran on line di tahun ajaran baru. Media pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat pembelajaran dapat dengan leluasa disiapkan di rumah untuk persiapan di pertengahan Juli memulai pembelajaran.

Vaksinasi adalah salah satu ikhtiar yang dilakukan oleh para guru agar dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun ketika kondisi negeri ini sedang tidak stabil, maka kesehatan dan keselamatan seluruh warga sekolah atau madrasah adalah prioritas utama dengan mengikuti instruksi dari pemerintah untuk melaksanakan pembelajaran secara on line untuk sementara waktu. 

Pembelajaran baik secara tatap muka maupun virtual tidak jadi masalah. Ketika akhirnya pembelajaran masih tetap menggunakan sistem on line, kewajiban tersebut tetap dilaksanakan sepenuh hati demi untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, dengan harapan suatu saat rindu kami sebagai guru terhadap anak-anak didik dapat terobati dengan pulihnya negeri ini, sehingga pembelajaran bisa dilakukan dengan tatap muka secara langsung.


Related Posts

6 komentar

  1. semoga suatu saat nanti kegiatan belajar mengajar bisa kembali seperti semula ya Mas Yonal, walaupun entah kapan blom ada kepastian

    dan selamat sudah vaksin juga. Kalau mbul baru minggu divaksin yang diselenggarakan oleh Walubi. Mumpung gratis hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah sudah di vaksin juga ya Mbul. Semoga sehat selalu ya

      Hapus
  2. Hikmah selama masa PPKM, guru dapat mempersiapkan segala sesuatu untuk persiapan pembelajaran on line di tahun ajaran baru. Media pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat pembelajaran dapat dengan leluasa disiapkan di rumah untuk persiapan di pertengahan Juli memulai pembelajaran. >>>> Semenjak belajar online guru Guru harus memaksakan diri untuk menguasai IT. itu hikmah lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali bu nur. Belajar untuk tidak gaptek dengan perangkat pembelajaran berbasis IT di masa pandemi. Terima kasih sudah menambahkan

      Hapus
  3. Syukurlah udah vaksin ya mas. Aku termasuk yang sbnrnya kepengin pelajaran offline akan diadain lagi, tapi jujurnya agak kuatir kalo anak2 yg dibawah 12 THN , belum vaksin di ikut sertakan. Makanya pas ortu murid ditanya kesetujuannya dan tandatangan supaya anak diizinkan masuk, aku menolak. Krn anakku msh 8 dan 5 THN, blm ada vaksin buat mereka, so aku blm ngerasa aman.

    Tapi nanti kalo vaksin buat anak2 kecil sudah ada, aku pasti langsung memvaksin mereka, supaya tenang pas udh tatap muka :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya ya, sampai sekarang baru anak 12 tahun ke atas yang bisa vaksin, jadi galau ya kita sebagai orang tua tingkat sekolah dasar dan taman kanak-kanak yang belum vaksin

      Hapus

Posting Komentar