Alkisah pada
akhir tahun 2015, PT KAI membeli gerbong kereta api dari Jepang. Setibanya di
Indonesia, gerbong diperiksa oleh tim maintenance
PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ), dimana salah satu pegawainya adalah
Syahri Rochmat –alias Omat Bonceh-. Ketika Omat memeriksa gerbong kereta api,
dia menemukan ponsel dan dompet di bawah bangku penumpang di salah satu
gerbong. Ketika dibuka dompet tersebut, dia mendapati beberapa kartu dalam
bahasa Jepang.
Omat Bonceh
membawa pulang ponsel dan dompet yang ia temukan, kemudian ia mencari informasi
si empunya barang-barang tersebut. Media sosial adalah cara pertama yang ia
gunakan untuk mencari identitas pemilik barang tersebut, bermodal kartu
mahasiswa yang ada pada dompet temuannya, ia menggunakan twitter untuk mencari
orang yang mempunyai data yang sama, kemudian ia juga menggunakan facebook
untuk melacak pemilik barang temuannya. Akhirnya, di facebook lah ia menemukan
foto profil orang yang mirip dengan kartu mahasiswa Universitas Yokohama yang ia temukan, orang
tersebut bernama Shota Sinoda.
Facebok akhinya
menjadi media penghubung antara Omat Bonceh dan Shota Sinoda, mereka terus
berkomunikasi satu sama lain. Syahdan, pada Juli 2016 Shota Sinoda datang ke
Indonesia untuk bertemu dengan Omat Bonceh, dan mengambil kembali barang-barang
yang telah ditemukan oleh Omat. Karena keterbatasan bahasa, mereka menggunakan
google translate untuk berkomunikasi satu sama lain. Dalam pertemuan pertama
mereka, Shota mengemukakan rasa harunya atas kejujuran Omat yang dapat menjaga dan
mengembalikan barang-barangnya dengan baik, tanpa kekurangan apapun.
Pertemuan mereka
tidak berakhir begitu saja, hikmah dari kejadian tersebut Shota Sinoda dan Omat
Bonceh menjadi sahabat baik, bahkan suatu kali Omat beserta anak istrinya
diundang ke Jepang, mereka ditemani oleh Shota untuk mengelilingi Kota Tokyo.
Bahkan kisah kejujuran Omat Bonceh ini dijadikan film dokumenter oleh Fujitv,
salah satu stasiun televisi Jepang.
Omat Bonceh
dalam laman facebooknya mengharapkan kisahnya dapat menginspirasi semua orang
untuk berbuat jujur kepada siapapun, tanpa mengenal siapa dia, dari mana, apa agamanya,
dan latar belakang mereka.
Kejujuran saat ini
sangat mahal, kita butuh sosok-sosok seperti Omat Bonceh yang memberi inspirasi
luar biasa kepada masyarakat ditengah kejengahan dengan segala berita-berita
ketidakjujuran yang ditontonkan, khususnya oleh para pejabat publik negeri ini.
Kita sudah bosan
dengan mengguritanya korupsi di negeri ini, kita sudah bosan dengan kasus-kasus
ketidakjujuran yang tak tuntas ditangani, hingga tak tahu rimbanya. Apa kabar
kasus Harun Masiku?, Bagaimana pula dengan lanjutan kasus Djoko Tjandra?.
Korupsi adalah
indikasi nyata banyaknya ketidakjujuran disekitar kita, sedang KPK sendiri yang
seyogianya menjadi garda terdepan dalam memberangus orang-orang yang tak jujur
dan berkhianat atas apa yang diembannya, kini disinyalir jatuh tersungkur atau
disungkurkan. Beberapa pegawai KPK yang terkenal tegas dalam melaksanakan
tugas, entah kenapa kini mulai berguguran di tengah jalan. Dalam empat tahun
terakhir saja, 157 pegawai mengundurkan diri. Terakhir Febri Diansyah, mantan
Juru Bicara KPK juga pamit dari lembaga anti rasuah tersebut.
Walaupun kejujuran
menjadi barang mahal dan sulit, kita tak boleh berputus harap, setidaknya mari
memulai dari diri sendiri untuk terus belajar
menjadi sosok yang jujur -walau kadang jujur itu menyakitkan-. Semoga dengan
kejujuran pribadi, kita bisa membentuk keluarga-keluarga yang tumbuh dalam
didikan kejujuran, dan terakhir menciptakan masyarakat yang jujur. Karena sosok
Omat Bonceh pun tidak akan serta merta menjadi sosok jujur yang inspiratif,
pastilah ia hasil didik orang-orang yang memiliki visi yang sama tentang
mulianya kejujuran, setidaknya sosok itu adalah orang tua dan guru yang menjadi pendidik
utama.
Terima kasih Omat
Bonceh, telah mengajarkan dan menginspirasi dengan sifat jujurmu, yang membawa pada
balasan terbaik: Persahabatan. Kelak, di hari pembalasan pastilah engkau
memanen amal terbaikmu hari ini.
"Menjadi
jujur mungkin tidak membuat Anda memiliki banyak teman, tetapi itu akan selalu
membuat Anda menjadi teman yang tepat." - John Lennon
1. nasional.kompas.com
2. money.kompas.com
Tulisan pak guru yonal ini selalu menyentuuhhh ... Berkah barokah ilmunya ya kaaaak....
BalasHapusaamiin, watabarokalaik
Hapusbaru tau ada film kejujuran terinspirasi dari orang Indonesia
BalasHapusiya, film dokumenter kak
Hapusfilm kejujurann. hmmm menarik buat masuk list.
BalasHapusini link nya kang nando https://www.youtube.com/watch?v=TPlN10xwe24
HapusOmat Bonceh ... saya baru tau namanya.
BalasHapusHebat ya bisa sampai dikenal dengan kejujurannya.
nama aslinya shahri Rohmat kak ren, Omat Bonceh nama panggilannya
Hapus