Pekerjaanku: Bertamasya

Posting Komentar

      Senandika

Pernahkah kita merasa bosan, suram, dan muram dengan apa yang ada pada kita dalam kehidupan sehari-hari?. Dinding sekolah, rutinitas pekerjaan, atau bahkan suasana rumah sebagai pelabuhan raga dan sanubari kita untuk berehat berubah menjadi sesuatu yang ingin kita hindari.

Tentang Pekerjaan

Aku, kamu, atau kita mungkin pernah di posisi itu. Ingin lari ke tepi pantai, sejurus kemudian meneriakkan segala penat yang ada di dada, atau menaiki gunung dan menikmati lukisan alam, seraya berharap bisa menghapus runyamnya kehidupan.


Sekali-kali kita bisa, menyusuri indahnya pantai dan atau menikmati sejuknya pegunungan. Namun masalah hidup bukanlah untuk dihindari, karena jika kita kembali pada rutinitas keseharian tanpa membawa alternatif solusi perbaikan, maka kita akan kembali terjebak pada lingkaran setan.

Tiada lain, kita harus berdamai dengan keadaan dengan menikmati apa yang sudah kita gapai dalam kehidupan kita, bersyukur adalah salah satu cara ampuhnya. Bangku sekolah yang kita anggap membosankan, dirindukan oleh banyak orang yang ingin berseragam sembari duduk khidmat di depan guru. Pekerjaan yang kita anggap melelahkan, diinginkan oleh para pencari sumber kehidupan, dan rumah yang mungkin kita anggap tak ada kehidupan, diharapkan oleh sebagian orang di bedeng-bedeng, di kolong jembatan, atau mereka yang hanya beratap luasnya langit malam.

Nikmati Pekerjaanmu


Mari Kita merubah sekolah sebagai vitamin C manis yang tubuh kita butuhkan, mari kita bersugesti bahwa pergi bekerja layaknya pergi tamasya yang membahagiakan, dan mari kita ciptakan rumah kita sebagai surga kehidupan.

Maka ingatlah, Ali bin Abi Thalib yang menjadi khalifah keempat pada tahun 656 sampai 661 masehi pernah berkata: 

Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi.

Related Posts

Posting Komentar